Ada banyak sekali negara yang tersebar di seluruh penjuru dunia, dengan berbagai luas dan jumlah populasi yang berbeda-beda. Bagi negara-negara besar tentunya populasi yang banyak menjadi salah satu hal yang lumrah, namun berbeda untuk beberapa negara yang lain.
Di antara tingginya tingkat kelahiran di beberapa negara, namun ternyata ada pula yang mengalami penurunan populasi sehingga menyebabkan peringatan dari negara tersebut. Jika angka kelahiran tidak dapat ditingkatkan, maka bukan tak mungkin akan menyebabkan penurunan populasi ke depannya. Hal seperti itu juga dialami oleh beberapa negara berikut ini yang diprediksi memiliki penurunan populasi ke depannya.
1. Jepang
Jepang menjadi salah satu negara yang paling dikenal mengalami permasalahan dalam konteks populasi. Penurunan populasi di Jepang sangat terlihat dari presentase kelahiran dan rentang usia penduduk yang ada di sana.
Hal ini terlihat dari jumlah populasi di Jepang pada tahun 2010 mencapai lebih dari 128 juta penduduk, namun justru menurun menjadi 127.1 juta penduduk. Lalu, populasinya menurun sekitar 276,000 penduduk dengan jumlah gender yang juga tak seimbang. Dilansir CNN Edition, jumlah pendaftaran pernikahan di Jepang mengalami penurunan sekitar 12,3 persen menjadi 525,490. Penolakan terhadap pernikahan membuat penurunan populasi di Jepang sangat mungkin semakin terjadi.
2. Korea Selatan
Menjadi negara tetangga dari Jepang, ternyata Korea Selatan juga harus menghadapi sulitnya mencegah penurunan populasi. Bahkan penurunan populasi yang terjadi di Korea Selatan dapat dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan Jepang sebab jumlah populasi kedua negara yang sangat berbeda.
Melansir DW, jumlah populasi di Korea Selatan mencapai 52 juta penduduk, namun justru mengalami penurunan sekitar 0,18 persen sejak akhir tahun 2021. Bahkan badan institusi yang berada di pemerintahan telah memprediksi skenario terburuk bahwa penduduk Korea Selatan akan mengalami penurunan hingga mencapai 12 juta penduduk saja pada tahun 2120. Itu lah mengapa pemerintah setempat juga mendukung peningkatan jumlah pernikahan agar dapat mencegah penurunan populasi di sana.
3. Taiwan
Layaknya Korea Selatan dan Jepang, ternyata salah satu negara di Asia Timur yaitu Taiwan juga mengalami hal yang sama mengenai penurunan populasi. Hal ini memang membuat Taiwan juga harus berpikir serius untuk kembali meningkatkan populasinya.
Berbeda dari penyebab penurunan populasi yang dialami Korea Selatan dan Jepang, justru penyebab yang terjadi di Taiwan disebabkan karena imigrasi dari beberapa jumlah warganya. Mengutip dari Focus Taiwan, hingga akhir tahun 2020 ternyata populasi Taiwan menurun hingga 0,18 persen sejak 2019 atau mencapai jumlah 23.561.236 jiwa. Bahkan jika ditelisik, hanya 16.733 penduduk yang berimigrasi ke Taiwan, sementara jumlah orang Taiwan yang berimigrasi ke luar negeri justru mencapai 183.369. Jumlah tersebut tentu dinilai tidak seimbang dan menyebabkan penurunan populasi di wilayah Taiwan.
4. Belarusia
Berpindah ke kawasan Eropa, letaknya di Eropa Timur yang merupakan sebuah federasi dari Rusia dan dikenal luas dengan nama Belarusia. Negara beribukota Minsk ini ternyata menjadi salah satu yang mengalami penurunan populasi khususnya di kawasan Eropa.
Melansir World Population Review, penurunan populasi di Belarusia bahkan dimulai sejak 2019-2020. Bahkan hal ini diprediksi bahwa Belarusia akan memiliki penduduk sebanyak 7,45 juta saja pada tahun 2099. Jika dikalkulasikan kembali, angka kelahiran di Belarusia pada tahun 2020 justru minus 0,03 persen.
5. Ukraina
Negara yang saat ini sedang berkonflik dengan Rusia juga mengalami hal serupa, yaitu penurunan populasi. Bahkan ancaman penurunan populasi di Ukraina bisa tak terkendali jika tak ada solusi dalam mengatasinya.
Melansir PRB, penurunan populasi di Ukraina rata-rata disebabkan karena faktor ekonomi yang memberikan efek depresi secara finansial pada beberapa orang. Bahkan ada banyak fasilitas day care yang terpaksa harus ditutup sebab rendahnya angka kelahiran di area mereka.
Dikutip dari Obserwator Finansowy, data statistik di Ukraina melaporkan jumlah populasi yang mencapai 41,9 juta penduduk, padahal justru kenyataannya populasi di Ukraina jauh dari angka tersebut, yaitu ditaksir sekitar 37,2 juta penduduk saja. Bahkan selisih penduduk pria dan perempuan sangat lah tidak seimbang, yaitu berbeda hingga kurang lebih 3 juta populasi.
Penurunan populasi memang bisa saja menjadi permasalahan bagi banyak negara. Tak heran bila memang persoalan ini harus segera diatasi agar tak menjadi semakin menurun dan berbahaya bagi keberlangsungan negara. Kalau di Indonesia bagaimana, ya?
0 komentar:
Posting Komentar