Indonesia kembali diguncang bencana alam. Baru beberapa waktu lalu gunung Anak Krakatu meletus dan mengakibatkan tsunami di Selat Sunda. Belum habis kepiluan atas bencana tersebut, kini gempa kembali meneror Indonesia di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah dengan kekuatan magnitudo 4,5. Sebelumnya Donggala juga sempat diguncang gempa bumi yang lebih dahsyat dengan magnitude 7,4 dan memakan korban hingga 1.234 orang.
Kepala Stasiun Geofisika Klas I Palu Cahyo Nugroho mengatakan, gempa terjadi kembali di Donggala pada Rabu 26 Desember pukul 4.36 WITA. Dilansir dari cnnindonesia.com, Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa berada di darat, 6 km arah barat daya Gimpubia pada koordinat 1.10 LS - 119.67 BT kedalaman 8 km. Demikian seperti dikutip dari akun resmi Infobmkg.
Ditinjau dari lokasi episentrum dan kedalaman sumber gempa, penyebab
gempa ini diperkirakan terjadi akibat aktivitas sesar lokal setempat.
Berdasarkan informasi masyarakat yang diterima di BMKG. Postingan gempa
Donggala di akun Instagram BMKG menuai banyak komentar dari netizen,
Masyarakat yang berdekatan dengan lokasi sumber gempa diimbau agar
tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal-hal yang berkenaan dengan
kejadian gempa agar tetap mengikuti arahan BPBD dan Informasi BMKG.
Menurut
BMKG, bencana pada tahun ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga
tahun 2019 mendatang. Prediksi ini disampaikan langsung oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bencana yang diprediksi 95
persen adalah yang akan terjadi adalah bencana hidrologi.
Bencana Hidrometeorologi
Sebenarnya Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca. Misalnya banjir dan tanah longsor saat musim hujan, atau kekeringan dan kebakaran lahan saat musim kering. Banjir, longsor dan puting beliung diprediksi akan mendominasi peristiwa bencana selama 2019.Hal ini disebabkan masih luasnya kerusakan daerah aliran sungai (DAS), lahan kritis, laju kerusakan hutan, kerusakan lingkungan, dan perubahan penggunaan lahan di lingkungan dan masyarakat.
Secara spesifik, banjir dan tanah longsor akan terjadi sejak awal tahun hingga April 2019 dan di pengujung tahun saat memasuki musim penghujan. Sementara, kebakaran hutan dan lahan diprediksi masih akan tetap terjadi. Hanya saja, bencana ini dapat diatasi dengan lebih baik dengan kesiapan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Diprediksi kekeringan dan kebakaran hutan akan terjadi di bulan Juni sampai Oktober 2019.
Bencana Geologi
Bencana geologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor pergerakan di bawah bumi. Masing-masing lempeng memiliki waktu pergerakan berbeda-beda, sehingga waktu terjadinya cenderung kurang bisa diprediksi.
Kemungkinan terjadinya bencana ini tersebar sepanjang tahun di semua wilayah Indonesia, baik daratan maupun lautan. Untuk gempa bumi, tahun depan diprediksi masih terjadi.
Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah Indonesia terletak di atas lempeng aktif yang selalu bergerak. Namun, wilayah Indonesia bagian timur diminta untuk lebih waspada dan berhati-hati.
Karena di wilayah itu memiliki lempeng atau sesar yang lebih rumit dan rentan terjadi bencana. Sementara, potensi tsunami ada jika gempa tektonik terjadi dengan kekuatan di atas magnitude 7 dan terjadi di jalur subduksi dengan kedalaman kurang dari 20 kilometer.
Terakhir, potensi bencana gunung berapi, tidak dapat diprediksi terjadinya dan masa kebencanaannya. Ini dikarenakan masing-masing gunung berapi memiliki tipikal yang berbeda-beda.
Namun, secara keseluruhan Indonesia sudah lebih siap untuk menghadapi bencana yang mungkin datang. Ini dapat dilakukan dengan perbaikan berbagai sistem dan pengetahuan, juga kesiapsiagaan masyarakat yang lebih terlatih saat bencana menerpa.
0 komentar:
Posting Komentar