Gunung api yang masih aktif dan istirahat dapat mengalami erupsi sewaktu-waktu atau pada periode tertentu. Material hasil erupsi pun tergantung pada tipe letusannya, seperti halnya Gunung Anak Krakatau yang baru-baru ini dikabarkan mengalami perubahan tipe letusan dari strombolian menjadi surtseyan.
Material hasil erupsi gunung api bukan hanya memberikan dampak negatif seperti korban jiwa dan kerugian materiil. Namun, dampak positifnya antara lain abunya yang mampu menyuburkan tanah. Sedangkan untuk gunung berapi di kepulauan vulkanik berpotensi untuk membentuk pulau baru. Berikut ini pulau yang berasal dari material erupsi gunung api.
1. Pulau Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, Hunga Tonga
Pada Desember 2014 lalu gunung berapi Hunga Tonga mengalami erupsi sebanyak lima kali. Beberapa bulan kemudian terbentuklah pulau baru dengan panjang sekitar 500m dan tinggi 121,92mdpl yang terdapat kawah di tengahnya. Pulau tersebut berjarak 45km dari Ibukota Tonga, Nuku'alofa.
Pulau baru tersebut terbentuk akibat adanya kontraksi antara magma panas dan air laut yang dingin. Kemudian abu dan batu akan terlempar ke atas, sehingga puing-puing tersebut menetap di sekitar gunung berapi. Sampai saat ini, pihak NASA terus melakukan pemantauan terhadap pulau baru itu melalui citra satelit. Bahkan data-data tersebut dianggap dapat membantu dalam mempelajari Mars.
2. Pulau El Hierro - Kepulauan Canary, Spanyol
Pulau ini merupakan pulau terkecil di Kepulauan Canary yang terbentuk dari gumpalan magma gunung laut. Pulau yang berada di Samudera Atlantik tersebut juga disebut Pulau Meridian karena terletak pada Garis Meridian 0°. Pulau vulkanik ini pernah mengalami erupsi pada tahun 2011-2012.
Pulau vulkanik berpenghuni ini dianggap sebagai pulau surplus energi. Air dan angin diubah menjadi tenaga listrik. Hebatnya, hanya dengan mengandalkan kedua unsur akam tersebut, kebutuhan listrik di pulau ini terpenuhi dan stabil tanpa terhubung dari luar.
3. Kepulauan Bonin, Jepang
Salah satu pulau di Samudera Pasifik, tepatnya sekitar 300m arah tenggara Pulau Nishinoshima, Ogasawara. Pulau itu terbentuk dari hasil erupsi gunung berapi bawah laut yang terbentuk pada November 2013. Ukurannya mencapai panjang 200m, lebar 50m dan tinggi 20mdpl.
Uniknya, sebagian besar flora dan fauna di pulau tersebut mengalami evolusi tersendiri karena terpisah dari benua. Pulau ini dinobatkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO dan disebut "Galapagos dari Timur".
4. Pulau Surtsey, Islandia
Pulau yang dijadikan cagar alam ini terbentuk dari lava hasil erupsi gunung api bawah laut pada 14 November 1963. Letusan tersebut diperkirakan telah berhenti pada tahun 1967 dan luas Pulau Surtsey sudah bertambah 2,7km. Nama Surtsey menjadi sebuah tipe erupsi gunung api, yaitu surtseyan.
Letaknya yang berada di Samudera Atlantik dengan tingkat abrasi cukup tinggi yang menyebabkan pulau tersebut menyusut. Meski sempat diperkirakan tidak akan bertahan lama karena abrasi, namun material pembentuknya mulai mengeras. Sehingga ada kemungkinan pulau ini akan memiliki umur lebih lama. Saat jni pulau tersebut menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan tidak sembarang orang diperbolehkan berkunjung ke sana.
5. Pulau Jadid dan Pulau Sholan, Yaman
Adanya dua buah lempeng tektonik di Laut Merah yang saling menjauh rata-rata 6mm per tahun. Hal tersebut menimbulkan letusan dengan menyemburkan magma dari cerah kerak Bumi. Proses tersebut terjadi beberapa minggu dan menyebabkan batuan menumpuk. Proses tersebut terjadi pada tahun 2011-2013. Sehingga terbentuklah dua pulau yang disebut Pulau Jadid dan Sholan.
Kedua pulau tersebut berada di antara Benua Afrika dan Semenanjung Arab tepatnya di Kepulauan Asfar. Pulau Jadid memiliki ukuran lebih besar dibanding Pulau Sholan yang mulai terkikis akibat abrasi.
Ada banyak gunung api bawah laut yang tidak sampai ke permukaan laut sangat berpotensi untuk menghasilkan pulau baru. Namun, tergantung pada kekuatan letusan dan jarak letusan dari permukaan laut.
0 komentar:
Posting Komentar