Istilah Anjing Anjing neraka ini terdapat dalam sebuah hadist Nabi, mereka adalah kelompok khawarij, para pemberontak yang mengatas namakan jihad di jalan Allah. Nabi Bersabda:
“Anjing-anjing neraka, (mereka) seburuk-buruk yang terbunuh di bawah kolong langit,dan sebaik-baik yang terbunuh adalah yang mereka bunuh.” Lalu Abu Umamah berkata: "Sekiranya aku tidak mendengar hadits ini (dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam) sekali, dua kali sampai tujuh kali, aku tidak akan memberitakannya kepada kalian. (HR.Tirmidzi:3000).
Sabdanya lagi:
الْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ
“Khawarij adalah anjing-anjing neraka.” (HR.Ibnu Majah:173, dari Ibnu Abi Aufa radhiallahu anhu). Khawarij adalah sekelompok umat Islam yang bersebrangan pandangan dengan para Penguasa Islam di jaman shahabat nabi memerintah, terutama istilah injing neraka ini di tujuakan pada pemberontak dan pembunuh Ali bin Ab Thalib sebagai Penguasa terakhir dari perjalanan khulafaarrasyidin. Bayangan pemberontakan dijaman Ali bin Abi Thalib, telah mengantar Ali meninggal dalam suatu teror pembunuhan oleh seorang pemberontak. Namun dalam hal ini, kita akan menyimak makna anjing neraka lebih jauh dari sudut pandang Islam.
Anjing Neraka menurut hadist Nabi, seburuk buruk manusia yang terbunuh karena memberontak terhadap penguasa Islam waktu itu. Kemudian menjadi suatu ucapan ngetren dalam dunia dakwah, bahwa para teroris itu adalah anjing anjing Neraka. Namun sempit sekali rasanya makna hadist itu, jika semata hanya untuk menilai kelompok pembunuh belaka. Pasti pengertian kata "anjing neraka" itu bermakna luas, bisa dipakai sebagai tolak ukur nilai yang sifatnya memberontak terhada Islam. Yaitu Para pembangkang Islam, dan juru dakwah yang menjadi corong kefasikan di negeri, para ulama ulama dan kalngan ustad ustad yang menggadaikan dakwah Islam demi mengejar kehormatan dan kedudukan dunia semata, yang sama sekali tidak mendorong mencinta Islam dan Syariatnya.
Karena Nabi juga bersabda, sebagai penegasan hadist "Anjing Anjing Neraka". Bahwa sesudah kebaikan Islam, akan muncul da'i da'i yang mengajak ke neraka Jahannam. Siapa dia ?, siapa mereka ?. Mengapa harus para da'i yang disebut oleh hadist nabi.
Da'i maknanya: adalahmereka yang bertugas menyeru manusia kejalan Allah, dengan bekal bekal warisan Rasulullah. Berdakwah, meneruskan langkah para Nabi, menancapkan kalimat Tauhid di dunia ini menurut tata cara dakwah nabi Muhammad. Karena seorang da'i berarti tim sukses dari ajaran tawhid. Selama para da'i masih berpatokan pada arogansi akal masing masing, menyebut konsep dakwah selain nabi yang terbaik, patut diobsekan orang itu pada "anjing Neraka".
Prinsip da'i itu meliputi kemampuannya menapak tilas dakwah rasulullah, bukan menapak jejak jejak tokoh tokoh dakwah yang melakukan banyak pelanggaran dalam Islam. Kaum petualang yang menggali islam dari kisah kisah khurafat dan jumud, yang menampilkan sosok sosok Islam dari untaian sejarah yang tidak jelas. Sebab mata rantai dakwah Islam itu harus sama dengan sanad sanad dakwah, dengan mengedepankan teori dan praktek dakwah dari sejarah awal perkembangan Islam. Banyak teori dakwa islam sebenarnya rawan benturan, yang dapat meluluh lantakkan bangunan Islam yang sebenarnya. Konsep konsep dakwah yang ditawarkan secara parsial dan konotatif karya oleh para da'i merupakan cerminan bahwa para da'i itu buta agama. Terlebih ketika para da'i berlomba menyuarakan Islam dengan pola pola da'i itu sendiri yang bertolak dari penafsiran da'i da'i itu sendiri terhadap Islam. Maka bentuk sajian Islam mereka tak lebih dari sebuah produk otak mereka, bukan murni ajaran rasul-Nya.
Akibatnya.
1.Para da'i sepakat mengelompokkan pengikutnya menurut kemauan dai itu sendiri.
2.Para da'i sepakat membuat skat skat pendidikan agama menurut selera mereka.
3.Para da'i sepakat untuk saling mengacuhkan para da'i yang lain
4.Para da'i sepakat membuat majelis majelis untuk menonjolkan kebardaan dirinya
5.Para da'i sepakat untuk tidak mengikuti paham yang berbeda dengannya.
6.Para da'i sepakat membangun opini tentang kemampuan dirinya.
7.Para da'i sepakat bersaing saling mencari pengaruh ditengah tengah umat
8.Para da'i sepakat berbeda pendapat
9.Para da'i sepakat merasa dirinya yang terbaik
10.Para da'i sepakat mempopulerkan namanya lewat konsep dakwahnya sendiri.
Sepuluh point ini menunjukkan, berapa banyak da'i yang terjebak pola hidupnya sendiri dalam melaksanakan tugas dakwah ?. Mungkin selama ini kita hanya mampu melihat sudut pandang JIL yang kebelenger memahami Islam. Padahal tidak sedikit diluar JIL, liar dalam menyampaikan dakwah. Mereka mendirikan halaqah halaqah, majelis majelis dzikir dan dakwah, metode metode pendidikan islam yang tidak mendukung kekuatan ruh islam itu sendiri. Lembaga lembaga pendidikanIslam, organisasi organisasi Islam, baik ormas atau orpol menyebut dirinya sebagai motor penggerak islam dan melengkapi diri dengan AD/ART, untuk tujuan disiplin pelaksanaan program dakwahnya.
Sekedar pengetahuan kita, muslim Indonesia. Ada beberapa kelompok Islam di Indoensia, semua mereka mempersentasikan dirinya sebagai kelompok Islam terbaik;
·Muhammadiyah
·Nahdhatul Ulama
·Persis
·Al-Irsyad
·Hizbut Tahrir
·Ikhwanul muslimin ( PKS)
·Salafi
·MUI
·Dll.
Kalau dibaca sikap mereka lewat medianya, menyimpulkan bahwa mereka merasa mewakili Islam, dan merasa paling berhak berbicara Islam. Sehingga kesannya menyimpulkan, bahwa Islam itu adalah mereka yang terpisah dengan nama kelompoknya. Kesimpulan yang tidak dapat dibantah, bahwa organisasi telah menjadi sosok parsial dalam kehdiupan berbangsa. Untuk membuktikan bahwa pendpat ini benar, adalah'
a.Muhammadiyah punya fikrah sendiri dalam pelaksanaan Islamnya.
b.Nu punya fikrah sendiri dalam pengamalan amanya.
c.Persis punya fikrah sendiri dalam penataan Islamnya
d.Al-Irsyad, punya pijakan sendiri dalam pengetrapannya.
e.Hizbut Tahri dengan khilafahnya
f.Ikhwanul muslimin dengan gagasan daulahnya.
g.Salafi dengan konsep dakwahnya
h.MUI dengan fatwa fatwanya
i.Dll.
Mereka paradox, bukan saja dalam hal hal spele, bahkan dalam masalah masalah prinsip, menyangkut keyakinan kepada Allahpun harus menurut konsep theology yang diyakini mereka benar. Dan menyangkut rana ibadah, terjadi perbedaan persepsi bagaimana mengaktualkan Ibadah yang sebenarnya. Sehingga ada yang perlu bumbu Ibadah ditambah, untuk melengkapi rasa taatnya pada Allah.
Belum lagi aliran pemikiran yang ada dalam islam, telah menempatkan islam itu sendiri asing dimata islam. Karena setiap kita bicara Islam sinonim dengan menyebut aliran, Islam syiah dan Islam Ahmadiyah, Islam tariqah dan sebagainya yang mengesankan bahwa Islam itu adalah Aliran. Inilah yang disebut skat skat pemikiran dalam Islam yang menghilangkan kekuatan islam itu sendiri. Ditambah dengan kehadiran Islam Libral, yang berkiblat ke barat, yang menjadi juru kunci kaum oreintalis, post libralisasi dan Freemansonry. Sosok fundamentalis libral ini menjadi parang penebas pemikiran pemikiran Islam syar'iyah, dengan memperjuangkan pokok pokok pragmatisme nelongso, menyelipkan ajaran ajaran sesat Ibnul'arabi cs. Sebagai kitab sucinya. Artinya filsafat telah menjadi dogma mereka dalam menafsirkan teks teks agama. Selain ketidak adilan mereka dalam memposisikan Islam dan agama diluar islam, berdasarkan syariat kebebasan yang mereka buat. Sebenarnya mereka itu bukan kumpulan orang yang mengerti Islam, tetapi hanya sekelompok laskar dari manusia yang putus asa dalam menjawab tantangan Islam masa depan.
Kesimpulannya : Menurut hadist Nabi, bahwa dai'i da'i yang mengajak manusia ke neraka Jahannam(anjing anjing neraka), adalah para da'i yang berdakwah diatas jalan jalan sesat:
·Berdakwah menurut cara kelompoknya sendiri
·Berdakwah menurut otaknya sendiri
·Berdakwah menurut metode basariah.
·Menjunjung tinggi dakwah dakwah nenek moyang
·Lebih mentokohkan orang selain rasulullah
·Membuat metos kultus yang menjerat manusia dalam fanatic buta
·Menempatkan pruralisme sebagai tolak ukur beraagama
·Mendirikan Mazhab mazhab pemikiran bernuansa perpecahan
·Meletakkan hasil pemikiran diatas alquran dan sunah
·Lebih menuruti kemauan manusia, ketimbang Islam itu sendiri
·Lebih menghibur manusia ketimbang harus mendakwakan ajaran Islam yang sebenarnya
·Lebih mengutakamakan pendapat pendapat ketimbang hokum hokum Allah
·Lebih mengutamakan suara kelompok, ketimbang suara wihdatul kalimat
·Lebih tunduk pada kemauan media ketika muncul di media eletronik
·Lebih suka mengikuti kemauan jemaah, ketimbang harus menyampaikan kemauan Islam
·Lebih suka membawa Islam dengan demensi kedaerahan, budaya, politik dan ekonome ketimbang dengan mengikuti metode islam itu sendiri, satu contoh mengkultuskan dakwah islamnya walisongo yang tidak jelas sejarahnya. Dan Islam islam lainnya yang terkesan kampungan seperti Skaten di solo dan yogya.
Semoga ini menjadi kajian kita, apakah kita masuk dalam katagore "Anjing Anjing Neraka" atau Da'i Ilallah ?....
0 komentar:
Posting Komentar