Powered By Blogger

Minggu, 24 Oktober 2021

Ratusan Ribu Rumah Tangga di Indonesia Alami Gangguan Mental

 


kesehatan jiwa atau dikenal sebagai gangguan mental masih menjadi perhatian pemerintah. Sebab menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan (Riskesdas Kemenkes), pada 2018 sebanyak 282.654 rumah tangga atau 0,67 persen masyarakat di Indonesia mengalami Skizofrenia/Psikosis.

Sekedar indormasi, skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Sedangkan Psikosis adalah kondisi di mana penderitanya mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi.

Lebih lanjut, Riskesdas Kemenkes juga menerangkan prevalensi Gangguan Mental Emosional (GME) sebesar 9,8 persen dari total penduduk berusia lebih dari 15 tahun. Prevalensi ini menunjukkan peningkatan sekitar enam persen dibanding pada 2013.

Tingginya angka ini menyebabkan rendahnya kualitas serta produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini pun dibenarkan oleh Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PP PDSKJI), dr Agung Frijanto SpKJ. Itu makanya dia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap gangguan kesehatan jiwa atau mental.

Ia mengatakan masalah gangguan mental harus ditangani dengan baik, yaitu melalui tindakan preventif yang bisa dilakukan di pusat pelayanan kesehatan seperti puskesmas. Bisa juga ditangani dengan bantuan para ahli yang ditempatkan di wilayah yang gampang dijangkau oleh masyarakat umum.

“Puskesmas memiliki pelayanan penting, preventif dan primer untuk kesehatan jiwa. Tapi biasanya diletakkan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa. Untuk psikolog klinis sudah mulai diterapkan di beberapa puskemas di Jakata,” tutur Agung di sela peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di Jakarta, Senin (7/10/2019).

Lebih lanjut Agung menjelaskan bahwa pada era modern seperti saat ini, perhatian masyarakat akan kesehatan jiwa bisa ditingkatkan dengan menggunakan Aplikasi Sehat Jiwa.

Aplikasi sederhana tersebut bisa mendeteksi apakah seseorang mengalami depresi. Bahkan, bisa mendeteksi kapan seseorang depresi.

“Cara meningkatkan awareness adalah dengan Aplikasi Sehat Jiwa, di mana ada instrumen yang sangat praktis dan bisa diakses. Aplikasi ini bisa buat ngetes seseorang depresi berat dan kapan seseorang depresi,” tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related image