Powered By Blogger

Rabu, 13 Oktober 2021

Sepenggal Kisah Gedung PT Pelni di Surabaya

 


Kota Surabaya, Jawa Timur dikenal sebagai daerah kawasan wisata yang patut untuk diperhitungkan. Di Kota Pahlawan ini ada sejumlah wisata yang dapat dilakukan mulai wisata sejarah, kuliner, alam, dan lainnya.

Untuk wisata sejarah, Surabaya memiliki sejumlah pilihan yang dapat dilakukan mulai dari keliling kota tua, jalan-jalan di sejumlah kawasan yang banyak bangunan sejarah peninggalan Belanda, dan bisa juga keliling museum.

Surabaya merupakan salah satu kota yang kaya bangunan sejarah peninggalan Belanda. Sejumlah bangunan peninggalan Belanda tersebut masih ada yang bertahan hingga ini. Salah satunya gedung PT Pelni.

Gedung PT Pelni mulai dibangun pada 1931. Pada saat itu proses pembangunannya memakan waktu selama dua tahun. Kemudian pada 1932, barulah bangunan ini berdiri dengan tegaknya.

Pada awalnya, Gedung PT Pelni bernama Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN). Sebelumnya, SMN merupakan sebuah perusahaan pelayaran samudera yang berdiri sejak 1870.

Mengutip dari berbagai sumber,  perusahaan SMN dibangun untuk menyelenggarakan pelayaran dari Belanda menuju Hindia-Belanda, begitu juga sebaliknya. Akan tetapi, ketika masa pendudukan Jepang tempat ini berubah fungsi menjadi Kantor Berita Domei.

Di gedung ini pula, pada Jumat, 17 Agustus 1945 berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diterima oleh Markonis Yacob. Dengan cepatnya berita tersebut menyebar dan  diterima sampai ke seluruh wilayah Jawa Timur, walaupun pada saat itu Jepang menyensor berita tersebut.

Ketika kemerdekaan Indonesia telah diraih, beberapa kali gedung SMN beralih fungsi dan juga kepemilikan. Pada 1959, bangunan tersebut dimiliki oleh perusahaan Central Trading Company.

Selanjutnya, pada 1964 gedung itu dipergunakan sebagai perusahaan pelayaran PT Jakarta Lloyd. Sampai akhirnya pada 1991 gedung itu dibayar oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI).

Singkat cerita, gedung yang berada di Jalan Pahlawan No.114, Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur itu menjadi kosong dan tak berpenghuni. Hal itu terjadi setelah bangunan baru PT PELNI yang ada disampingnya telah rampung dibangun menjadi gedung yang lebih tinggi dan juga besar.

0 komentar:

Posting Komentar

Related image