Jika kamu hobi membaca dan mengikuti kisah-kisah yang pernah termuat dalam manga dan anime Jepang, mungkin kamu gak akan asing dengan sejarah Jepang, terutama sejarah tentang zaman Edo dan kejatuhannya.
Tengok saja manga dan anime macam Rurouni Kenshin (Samurai X) dan Sengoku Basara, keduanya bercerita tentang kisah-kisah yang berkaitan dengan sejarah Jepang mengenai zaman Edo dan kejatuhannya.
Inilah beberapa fakta tentang jatuhnya zaman Edo di Jepang. Yuk, belajar sedikit tentang sejarah Jepang.
1. Zaman Edo merupakan era yang dipimpin oleh para syogun di Jepang
Seperti dicatat dalam laman Japan Guide, zaman Edo adalah zaman atau era saat Jepang dipimpin oleh seorang syogun, yakni seorang pimpinan tertinggi dalam militer dan samurai Jepang.
Kepala pemerintahan sebetulnya tetap berada di tangan Kaisar Jepang, namun sering kali kekuasaannya tidak lebih kuat dibanding dengan kekuasaan syogun. Era Edo dimulai sejak 24 Maret 1603. Adapun, Syogun Jepang pertama yang naik takhta adalah Tokugawa Ieashu, seorang pemimpin perang yang sangat disegani pada zamannya.
Nah, kamu pasti gak asing dengan nama Tokugawa, bukan? Ya, Tokugawa merupakan klan yang menguasai banyak daimyo (tuan tanah dan samurai), yang kalau sekarang mungkin bisa dikatakan mirip dengan gubernur.
Klan Tokugawa ini merupakan salah satu klan terbesar dan terkuat di Jepang karena mereka memiliki banyak pasukan dan daerah kekuasaan. Secara komunal, beberapa daerah kekuasaan Tokugawa juga diserahkan dalam pengelolaan tuan tanah. Adapun, tuan tanah (daimyo) ini memiliki banyak pengikut samurai yang kuat dan tangguh.
2. Zaman Edo juga merupakan zaman saat militer memimpin secara diktator
Selama 264 tahun, para syogun menjabat sebagai pemangku kekuasaan militer Jepang. Selama itu pula, mereka menerapkan kepemimpinan yang diktator. Namun, bukan berarti mereka dibenci oleh rakyatnya. Justru banyak dari Syogun Jepang yang dicintai juga oleh rakyat dan pasukannya.
Semakin kuat posisi dan karisma seorang syogun, semakin disegani ia, bahkan melebihi Kaisar Jepang. Syogun lebih dipercaya dalam memimpin sebuah peperangan dibandingkan dengan kaisar.
Pasalnya, memang seorang syogun biasanya terlatih secara militer yang minimal menguasai teknik berpedang yang kemampuannya bisa disamakan dengan para samurai. Kelas sosial juga terbagi menjadi beberapa strata, misalnya kelas tuan tanah, samurai, politisi, pejabat daerah, bangsawan, hingga rakyat jelata.
Hierarki dalam tatanan kehidupan di Jepang kala itu sangat mencolok. Posisi syogun dan kaisar tentu merupakan posisi tertinggi di Jepang yang semua perkataannya harus dituruti, meskipun banyak memakan korban jiwa.
3. Pada zaman tersebut, lahir banyak samurai hebat yang menjadi legenda Jepang hingga kini
Seperti dicatat dalam laman History, samurai Jepang sudah ada sejak abad ke-12, yang diawali dengan pejuang kecil yang berjuang mempertahankan provinsi masing-masing. Kala itu, Jepang menganut sistem feodal yang sangat kental sehingga sistem hierarki dalam sebuah keluarga bangsawan atau tuan tanah sangat berpengaruh bagi sebuah provinsi.
Samurai lahir sebagai bagian dari pejuang yang rela mati demi mempertahankan keluarga, kerajaan, tuan tanah, dan harga dirinya. Nilai-nilai kepatuhan dan rela berkorban ini dirangkum dalam sebuah tata nilai atau kode etik yang dianut secara erat bernama Bushido.
Dalam masa Edo dan kesyogunan Jepang, posisi samurai sangatlah penting karena menjadi ujung tombak pertahanan sebuah era. Itulah sebabnya, samurai di kala itu merupakan sebuah jabatan dan profesi yang sangat bergengsi dan tidak semua orang bisa menjadi samurai.
Ada banyak samurai legendaris yang lahir dan berjuang di zaman Edo. Nama-nama besar, seperti Sanada Yukimura, Dante Masamune, Hattori Hanzo, Matsudaira Tadaaki, Oda Nobukane, hingga Hajime Saito, merupakan sederet samurai tangguh yang melegenda di Jepang hingga kini.
4. Kejatuhan zaman Edo sudah dimulai sejak awal 1868
Kalau mengikuti cerita dalam manga dan anime Samurai X, kamu akan tahu cerita zaman kejatuhan Edo. Ya, kejatuhan zaman Edo sudah dimulai sejak awal 1868, yakni saat pasukan dan rakyat Jepang menginginkan kembalinya kekuasaan di tangan Kaisar Jepang.
Bukan tanpa alasan, akhir-akhir era kepemimpinan syogun menjabat di Jepang, ada banyak hal yang berkaitan dengan modernisasi serta masuknya bangsa asing ke Jepang. Tentu hal ini menjadi tantangan serius bagi kesyogunan saat itu.
Seperti ditulis dalam laman Britannica, kejatuhan syogun terjadi ketika Ibu Kota Edo jatuh ke tangan pasukan dari Kaisar Meiji. Pada saat itu, usia Meiji masih sangat muda, namun mendapatkan dukungan penuh dari negara-negara barat untuk mengembalikan tatanan Jepang yang kala itu dikuasai oleh syogun.
Syogun yang menolak kedatangan bangsa barat dan teknologinya, membuat posisinya di mata kaisar menjadi lemah dan dianggap sebagai kudeta. Posisi kaisar yang memang lebih tinggi tentu dapat dengan cepat menghancurkan kesyogunan yang kala itu dipimpin oleh Syogun Tokugawa ke-15, Tokugawa Yoshinobu.
Perang dalam kejatuhan Edo tersebut terkenal dengan nama Perang Boshin, yakni perang besar antara bakufu (militer syogun) dengan pro Meiji. Akhirnya, pada Juli 1868, seluruh kota Edo dapat dikuasai oleh Kaisar Meiji. Dua bulan setelahnya, nama kota tersebut berubah menjadi Tokyo.
Kejatuhan zaman Edo juga dinamakan dengan Restorasi Meiji. Dalam peristiwa ini, kekuasaan penuh dikembalikan kepada Kaisar sebagai penguasa Jepang yang sah. Berakhirnya zaman Edo juga disebut-sebut sebagai akhir dari kisah samurai, mirip dengan apa yang diceritakan dalam anime Samurai X.
5. Faktanya, meskipun Kaisar berperang dengan Shogun, mereka saling menghormati
Jepang terkenal dengan nilai-nilai luhurnya yang masih dipegang kuat hingga kini. Bahkan, pada saat kekaisaran kontra dengan kesyogunan Jepang, sebetulnya mereka masih saling menghormati. Jiwa Bushido masih ada dalam diri mereka dan semua yang terlibat dalam peperangan tersebut.
Kekaisaran Meiji yang kala itu terlihat pro dengan bangsa barat, juga sebetulnya tidak sepenuhnya memusuhi Syogun Tokugawa. Bahkan, Kaisar memberikan penghormatan khusus bagi para syogun yang dulunya pernah berjuang demi negeri Jepang.
Nilai-nilai perjuangan dan sejarah Jepang hingga kini masih banyak ditulis dalam beberapa karya mereka yang mendunia. Tengok saja karya macam manga dan anime yang telah sukses dijadikan alat diplomasi Jepang bagi dunia. Seolah-olah, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah negeri dengan sejarah dan nilai luhur yang kuat.
Itulah lima fakta tentang sejarah kejatuhan zaman Edo di Jepang. Semoga dapat menambah wawasan kamu di bidang sejarah, ya!
0 komentar:
Posting Komentar