Prancis yang dikenal hari ini berbeda dengan dahulu kala karena munculnya Revolusi Prancis yang dimulai pada 1789 saat terjadi penyerangan ke penjara Bastille. Selama 10 tahun kemudian, terjadi guncangan hebat terhadap pemerintahan Prancis, raja dieksekusi, dan sekelompok revolusioner saling bertarung untuk memperebutkan kekuasaan. Tapi apa sebenarnya yang menjadi penyebab terjadinya revolusi itu? Simak ulasannya!
1. Kondisi Prancis sebelum revolusi yang terbagi atas kelas sosial
Prancis dahulu adalah sebuah monarki yang dipimpin seorang raja dengan kekuasaan absolut terhadap pemerintahan dan rakyat. Kala itu, Prancis terbagi atas tiga kelas sosial, yakni bangsawan, tuan tanah, dan rakyat jelata. Penduduk terbesar Prancis adalah rakyat jelata, dan sulit bagi mereka punya kesempatan untuk naik kelas. Dipicu oleh beragam faktor lain, mereka secara massal mengobarkan perlawanan terhadap tuan tanah dan raja.
2. Hutang besar Prancis dan rakyat dibebankan pajak tinggi
Pada 1789, pemerintah Prancis mengalami krisis finansial besar. Raja mempunyai meminjam banyak uang dari kas negara untuk memenuhi gaya hidup mewahnya. Selain itu, pemerintah juga berhutang untuk membiayai perang melawan Inggris selama tujuh tahun dan membantu Amerika Serikat dalam perang revolusi.
Dengan hutang yang besar, tak ada pilihan lain bagi raja selain menaikan pajak. Rakyat jelata Prancis harus membayar sebagian besar pajak tersebut. Sementara, kaum bangsawan dan tuan tanah dikecualikan dari pajak. Hal itu yang memicu kemarahana rakyat karena kebijakan tak adil.
3. Terjadi perubahan budaya di Eropa yang masuk masa pencerahan
Selama ratusan tahun rakyat Prancis dibuat buta dengan terlalu patuh pada raja dan sikap sewenang-wenangnya. Namun, pada akhri 1700-an budaya mulai berubah. Masa pencerahan telah menjalar di Eropa dengan semboyan kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Selain itu, Revolusi Amerika telah menginspirasi jenis pemerintahan baru dimana rakyat memegang kuasa lebih baik dari raja.
4. Situasi politik yang membuat rakyat Prancis kehilangan kepercayaan
Sebelum penyerangan ke Bastille, Raja Louis XVI telah kehilangan kekuasaan atas pemerintahan Prancis. Ia dianggap raja lemah dan tak menyadari betapa buruk situasi yang dialami rakyat Prancis. Tokoh-tokoh dari rakyat jelata membentuk Dewan Nasional untuk memaksa raja membuat perubahan. Tapi justru raja memilih berkonflik dengan rakyat, karena kaum bangsawan tak setuju adanya perubahan.
5. Kondisi rakyat kelaparan, tapi bahan makanan tak terjangkau
Kondisi Prancis yang di ujung kebangkrutan karena hutang yang menumpuk berdampak pada rakyatnya yang saat itu mengalami kelaparan. Sebagian besar rakyat jelata harus makan roti untuk bertahan hidup. Namun, harga roti justru meroket naik dan membuat banyak orang mati kelaparan.
Nah, itulah lima fakta dari salah satu fase sejarah paling penting di dunia, yakni Revolusi Prancis. Apakah kamu tahu fakta lain yang bisa ditambahkan?
0 komentar:
Posting Komentar