Powered By Blogger

Senin, 31 Mei 2021

Ini Ciri-Ciri dan Penyebab Psikopat yang Harus Diperhatikan, Waspadai

 


Maraknya kasus kriminalitas yang kini sering terjadi, pasti membuat Anda dan banyak orang resah. Apalagi, semakin banyak kasus pembunuhan terjadi yang dilakukan oleh seseorang bahkan dengan cara-cara yang sadis atau tidak lazim.


Kasus-kasus kriminalitas yang menyebabkan hilangnya nyawa dengan cara yang sadis ini kerap dikaitkan dengan kondisi mental si pelaku. Bahkan, hal ini tidak terlepas dari dugaan seseorang memiliki kecenderungan memiliki kelainan mental, yaitu psikopat.


Istilah psikopat sebetulnya bukan hal yang bisa digunakan sembarangan, sebab psikopat adalah kondisi psikologis serius yang tercakup ke dalam gangguan kepribadian antisosial. Psikopat, atau secara medis dikenal dengan kepribadian anti-sosial, merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan kurangnya empati dan kebiasaan melanggar peraturan. Seorang psikopat biasanya tidak dapat berada dalam relasi yang harmonis dengan orang lain dan mudah melakukan kekerasan.


Bagaimana sebenarnya ciri-ciri dan penyebab seseorang memiliki kecenderungan menjadi psikopat? Berikut adalah ciri-ciri dan penyebab psikopat yang harus diperhatikan


Ciri-Ciri Psikopat

Psikopat adalah gangguan spektrum dan dapat didiagnosis dengan menggunakan 20 item Hare Psychopathy Checklist, yang menampilkan ciri-ciri seperti kurangnya empati, kebohongan patologis, dan impulsifitas.



Di mana hal tersebut masing-masing dinilai dengan skala tiga poin, berdasarkan apakah item tersebut tidak berlaku, berlaku sampai batas tertentu, atau sepenuhnya berlaku untuk individu.


Berdasarkan Hare Psychopathy Checklist, seseorang dengan kecenderungan psikopat akan memiliki ciri-ciri seperti berikut:


Psikopat dikenal sebagai orang yang tidak memiliki hati nurani atau empati, sehingga tindakan yang dilakukan dapat merugikan orang lain.

Tidak akan merasa bersalah jika melakukan kesalahan.

Jarang menunjukkan emosi, terutama emosi sosial seperti rasa malu atau bersalah.

Tidak bertanggung jawab atau justru menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukannya sendiri.

Kata-kata yang diucapkan terasa tidak tulus.

Tidak bisa memahami kata-kata yang abstrak atau bermetafora.

Terlalu percaya diri.

Tidak memiliki rencana akan masa depan.

Tidak mawas diri.

Sering berbohong.

Psikopat juga memiliki kemampuan untuk mengeksploitasi orang lain dengan penipuan atau kebohongan yang konsisten. Dalam memanipulasi orang lain, psikopat biasanya memakai pesona atau kecerdasan mereka. Psikopat juga bisa rentan terjerat masalah hukum karena tindakan manipulatifnya.

Memiliki sikap egois yang tinggi.

Mereka berulang kali melanggar hak orang lain, mengintimidasi, tidak jujur, dan kerap salah mengartikan kejadian sekitarnya. Psikopat juga bertindak dengan spontan tanpa memikirkan perasaan pihak yang dirugikan dan memiliki rasa superioritas, alias merasa paling unggul dan memamerkan keunggulannya tersebut secara berlebihan.


Diagnosis Psikopat

Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, seorang profesional kesehatan mental akan melakukan evaluasi kesehatan mental lengkap. Selama proses ini, profesional kesehatan mental akan mengevaluasi pikiran, perasaan, pola perilaku, dan hubungan seseorang. Mereka akan mengidentifikasi gejala-gejala yang terlihat pada seseorang



Diagnosis yang dilakukan adalah berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV).


Profesional kesehatan mental juga akan melihat sejarah medis. Evaluasi penuh ini merupakan langkah penting karena psikopat cenderung menunjukkan komorbiditas dengan gangguan mental dan kecanduan lainnya.


Penyebab Psikopat

Sebenarnya, tidak ada yang tahu secara persis apa yang menyebabkan seseorang mengidap psikopat. Tetapi kemungkinan kombinasi faktor genetika, lingkungan dan interpersonal. Misalnya, anak-anak psikopat telah menunjukkan kecenderungan menjadi psikopat bisa berarti dipengaruhi oleh faktor genetik.


Selain itu, beberapa pengalaman kehidupan yang telah dialami oleh seseorang juga telah terbukti meningkatkan risiko menjadi seorang psikopat. Ditambah lagi dengan pola asuh yang buruk, pola asuh yang berfokus pada hukuman (bukan hadiah) dan pola asuh yang tidak konsisten tampaknya membantu menyebabkan psikopati.


Faktor risiko tambahan untuk psikopat meliputi:


Penyalahgunaan zat oleh orang tua

Perpisahan dari orang tua atau kurangnya keterlibatan orang tua

Kekerasan fisik atau kelalaian anak.


0 komentar:

Posting Komentar

Related image