Wisata pedalaman di Kalimantan, bahayakah?
Wisata di Kalimantan memang menawarkan keseruan tersendiri, karena Kamu dapat berwisata ke pedalaman hutan di Kalimantan. Indra Setiawan, tour operator di Kalimantan yang kami hubungi, menjelaskan bahwa banyak wisatawan yang datang dan meminta untuk trekking ke dalam hutan. Wisata yang bisa ditawarkan adalah berkeliling hutan sambil melihat orang utan dan berjalan menuju perkampungan Dayak.
Banyak hal yang bisa dilakukan selama perjalanan ke dalam hutan. Kamu bisa berfoto-foto tentunya di antara pohon-pohon yang menjulang tinggi. Meski Kamu bisa melakukan apapun selama perjalanan, Kamu tetap harus menjaga kealamian hutan ya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dan Kamu tidak perlu khawatir berlebihan tentang keselamatanmu selama trekking. Karena setiap Kamu melakukan trekking, Kamu akan ditemani oleh warga lokal. Tidak mungkin Kamu akan dilepas begitu saja, karena dengan adanya warga lokal yang menemanimu trekking, dia bisa menjadi pemandumu yang bisa memberikan informasi dan petunjuk tambahan bila terjadi sesuatu.
Meski ada berita tentang terbunuhnya pengunjung dan pawang buaya di Muara Jawa, Indra mengatakan bahwa keamanan dari tempat wisata pedalaman tergantung pada daerahnya tersebut. Jika Kamu memilih untuk trekking ke Tanjung Puting, Kamu akan banyak menemukan buaya-buaya yang berenang di sungai-sungai kampung. Dan Indra tidak berani menjamin buaya itu jinak atau tidak.
Masih banyak binatang buas di dalam hutan
Hutan di Kalimantan memang masih lebat dan alami, itu yang perlu kita jaga ketika berkunjung ke sana. Karena masih alami, Indra mengatakan bahwa ketika trekking Kamu bisa saja bertemu hewan-hewan buas yang ada di dalam hutan, misalnya ular, macan kecil, dan leopard. Ketika Kamu bertemu mereka, tak usah panik dan khawatir karena menurut Indra, hewan-hewan buas tersebut akan cenderung bersembunyi ketika ada manusia di sekitarnya.
Yang harus Kamu waspadai adalah ular. Karena ular biasanya bergelantungan di atas pohon ataupun ranting-ranting pohon. Kalau Kamu tidak waspada, Kamu bisa saja menyenggol ranting yang ada ularnya dan ular tersebut akan menyerangmu karena Kamu dianggap menganggu daerah kekuasannya. Dan Kamu juga harus berhati-hati terhadap lintah penghisap darah yang juga masih banyak di sana.
Ular mungkin yang harus diwaspadai karena mereka biasanya ada di pohon-pohon, kata Indra.
Meski begitu, Kamu tetap harus berjaga-jaga dengan membawa peralatan yang seharusnya. Jalur trekking yang berbeda-beda mengharuskanmu menggunakan sepatu dan pakaian yang sesuai. Misalkan jalur yang Kamu lewati berrawa-rawa, gunakan sepatu yang mempunyai grip agar Kamu tidak tergelincir.
Wah kalau kotak P3K sih yang paling utama dibawa kemanapun, tegas Indra.
P3K sangat berguna dalam kondisi apapun, apalagi jalur trekking yang tidak selalu mulus yang menharuskanmu untuk berhati-hati agar kakimu tidak lecet terkena batu ataupun kayu.
Sudah ada peringatan khusus daerah itu berbahaya atau tidak
Ketika Kamu memutuskan untuk memilih trekking ke suatu daerah, pastikan dahulu daerah tersebut berbahaya atau tidak. Daerah-daerah tersebut sudah diberikan tanda untuk menunjukkan seberapa berbahayanya daerah itu. Tapi menurut Indra, meski sudah diberi peringatan tentang bahayanya suatu daerah, masih banyak pengunjung yang memaksa masuk ke daerah tersebut. Hal itu dikarenakan pengunjung yang datang merasa penasaran terhadap daerah yang diberi peringatan tersebut.
Meski Kamu sudah bersama tour operator dan warga lokal yang menemanimu berkeliling hutan, Kamu tetap harus mematuhi peraturan yang ada di sana. Jangan mencoba untuk menerobos larangan yang sudah terpasang, karena itu akan membahayakan dirimu sendiri dan tour guide yang menemanimu.
0 komentar:
Posting Komentar