Perlombaan yang mereka ikuti bukanlah sembarang lomba, yaitu mereka harus bersaing untuk menentukan siapa yang lebih hebat dan lebih cepat beradaptasi. Mungkin dari anda para pembaca ada yang belum mengerti mengenai adaptasi, untuk itu mari kita pelajari sedikit mengenai adaptasi.
Adaptasi adalah penyesuaian diri suatu organisme terhadap keadaan lingkungan untuk meningkatkan kesempatan bertahan hidup dalam lingkungan tersebut.
Adaptasi dibedakan menjadi adaptasi fisiologi (penyesuaian fungsi organ tubuh), morfologi (penyesuaian bentuk tubuh), dan tingkah laku (penyesuaian tingkah laku).
Salah satu contoh adaptasi fisiologi adalah pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi. Mereka hidup dalam lingkungan dengan oksigen terbatas, namun mereka telah mengadaptasi gen mereka sehingga mereka dapat memanfaatkan oksigen yang terbatas tersebut secara efektif.
Contoh adaptasi morfologi, misalnya bentuk paruh burung yang menyesuaikan makanan burung tersebut (bentuk paruh burung Kolibri yang kecil, runcing, dan panjang yang dimanfaatkan untuk menghisap madu). Adaptasi tingkah laku misalnya mimikri (mengubah warna tubuh) pada bunglon dan autotomi (memutuskan ekor) pada cicak.
Nah. kita sudah belajar mengenai adaptasi, yaitu penyesuaian diri organisme (hewan maupun tumbuhan) dalam menghadapi lingkungan untuk bertahan hidup. Sekarang, mari kita tentukan siapa yang lebih cepat beradaptasi. Untuk itu, kita harus belajar dahulu mengenai jaringan hewan dan jaringan tumbuhan.
Jaringan (dalam biologi) merupakan sekumpulan sel yang memilliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan memiliki susunan yang berbeda.
Jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan meristematik dan jaringan permanen.
Jaringan meristematik adalah kumpulan sel yang memiliki kemampuan untuk membelah. Jaringan ini terus menerus membelah dan membentuk sel-sel baru dimana sel-sel ini nantinya dapat berdiferensiasi menjadi tipe sel lain.
Berdasarkan letak/posisinya, jaringan meristem dibedakan menjadi:
- Meristem apikal (meristem ujung)
- Terletak di ujung batang utama, ujung batang lateral, dan ujung akar, berfungsi untuk pertumbuhan primer.
- Meristem lateral (meristem samping)
- Menyebabkan pertumbuhan sekunder pada batang dan akar, contohnya kambium pembuluh (kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
- Meristem interkalar atau aksilar (meristem antara)
- Terletak diantara jaringan dewasa, contohnya pada pangkal ruas tumbuhan rumput-rumputan (Poaceae), beberapa spesies dari Caryophyllaceae dan Polygonaceae, serta Equisetum sp.
Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi:
Jaringan-jaringan pada tumbuhan bersifat tetap dan kaku karena jaringan tersebut bertugas menyokong dan memberi kekuatan struktual. Sebagian besar jaringan pada tumbuhan adalah jaringan mati, karena jaringan yang sudah mati dapat menyokong dan memberi kekuatan struktual yang sama dengan jaringan hidup, selain itu jaringan mati tidak memerlukan suplai makanan dan perawatan seperti jaringan hidup. Tumbuhan juga tidak perlu berpindah-pindah tempat seperti hewan, yang harus berjalan dan berpindah-pindah untuk mencari makan maupun tempat tinggal, karena tumbuhan dapat memproduksi makanannya sendiri dengan berfotosintesis, menyerap air dan mineral dari dalam tanah dan mendapat energi dari sinar matahari. Tumbuhan juga memiliki lapisan kutikula dan epidermis yang melindungi jaringan tumbuhan, dan secara selular, tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, yang bersifat kuat dan kaku sebagai pemberi bentuk dan pelindung sel-sel tumbuhan.
Dalam menghadapi perubahan suhu maupun cuaca, tumbuhan beradaptasi dengan transpirasi (penguapan dari stomata), menggulung daun (sel kipas pada daun jagung), menggugurkan daun (meranggas pada pohon jati), maupun memiliki bentuk daun menyesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya (teratai yang hidup di air berdaun lebar, kaktus di lingkungan gurun berdaun kecil).
Di sisi lain, jaringan pada hewan didesain supaya dapat bergerak dan berpindah tempat. Hewan memiliki alat gerak, baik aktif maupun pasif, yang membantu mereka bergerak dan berpindah tempat untuk mencari pasangan, mencari tempat tinggal, maupun mencari makan, karena hewan tidak dapat memproduksi makanannya sendiri (berfotosintesis) seperti tumbuhan. Jaringan hewan menggunakan energi jauh lebih banyak dari tumbuhan karena hampir seluruh sel-sel penyusun jaringan hewan adalah sel-sel yang hidup, yang membutuhkan energi dan perawatan (bila terluka). Sel-sel hewan tidak bersifat kaku seperti sel-sel tumbuhan karena sel hewan tidak memiliki dinding sel yang kaku, melainkan hanya membran sel yang memberi perlindungan terhadap sel-sel di dalamnya.
Setelah kita analisis data-data di atas, maka dapat kita putuskan bahwa pemenang dari lomba tersebut adalah jaringan hewan. Jaringan hewan tersusun dari sel-sel hewan yang tidak memiliki dinding sel yang kaku seperti pada sel-sel tumbuhan sehingga sel-sel hewan lebih mudah mengalami perubahan. Hewan juga memiliki alat gerak yang memudahkan hewan berpindah dari satu daerah ke daerah lain bila terjadi perubahan mendadak seperti kekeringan, banjir, maupun bencana lain, sedangkan tumbuhan yang tidak dapat berpindah tempat tidak dapat bertahan hidup bila terjadi perubahan mendadak tersebut. Misalnya dalam bencana kekeringan, memang tumbuhan dapat melakukan transpirasi, menggugurkan daun, dan sebagainya namun bila terjadi dalam jangka waktu yang panjang tumbuhan akan kehabisan suplai air karena tanah tempat sumber air tumbuhan ikut menjadi kering dan tumbuhan akan berakhir mati, sedangkan hewan dapat dengan mudah berpindah menuju tempat yang lebih mendukung dan dengan demikian hewan dapat terus hidup.
Demikian penyampaian saya mengenai adaptasi jaringan hewan dan jaringan tumbuhan, terima kasih telah membaca dan mohon maaf bila terdapat kesalahan.
- Meristem primer: jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah, umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang, dan menyebabkan pertumbuhan primer (pertumbuhan vertikal yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar).
- Meristem sekunder: berasal dari sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematic, contohnya kambium pembuluh (kambium vaskuler) dan kambium gabus (felogen).
- Promeristem: jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih dalam fase embrio.
- Jaringan dewasa adalah jaringan yang berkembang dari sel-sel meristem yang telah membelah dan berdiferensiasi sesuai fungsinya. Berdasarkan fungsinya jaringan dewasa dibedakan menjadi:
- Jaringan pelindung (epidermis) Yaitu jaringan yang tersusun selulosa, menutupi permukaan organ, dan berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan.
- Jaringan dasar (parenkim) Adalah jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, bertanggung jawab terhadap proses fisiologis, dan dapat dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan.
- Jaringan penyokong (penguat) Merupakan jaringan yang menunjang bentuk tubuh tumbuhan, dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
- Jaringan vaskuler (jaringan pengangkut) Jaringan yang berfungsi mengangkut air dan garam-garam mineral serta zat hasil fotosintesis. Jaringan vaskuler dibedakan menjadi jaringan xilem dan floem
- Jaringan hewan yaitu sekumpulan sel-sel yang memiiliki struktur, fungsi, asal yang sama yang menyusun tubuh hewan. Jaringan hewan dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
- Jaringan epitelium. Jaringan epitelium melindungi permukaan organ internal dan eksternal. Jaringan epitelium berfungsi untuk proteksi, sekresi, absorpsi, transport, dan ekskresi.
- Jaringan ikat. Jaringan ikat berperan dalam menyambungkan, menyokong, atau memisahkan jaringan-jaringan maupun organ berbeda dalam tubuh.
- Jaringan otot. Jaringan otot tersusun atas serat-serat otot yang tergabung dalam berkas-berkas, berfungsi sebagai alat gerak aktif.
- Jaringan saraf. Jaringan saraf merupakan jaringan yang berfungsi untuk meneruskan dan memproses impuls.
Jaringan-jaringan pada tumbuhan bersifat tetap dan kaku karena jaringan tersebut bertugas menyokong dan memberi kekuatan struktual. Sebagian besar jaringan pada tumbuhan adalah jaringan mati, karena jaringan yang sudah mati dapat menyokong dan memberi kekuatan struktual yang sama dengan jaringan hidup, selain itu jaringan mati tidak memerlukan suplai makanan dan perawatan seperti jaringan hidup. Tumbuhan juga tidak perlu berpindah-pindah tempat seperti hewan, yang harus berjalan dan berpindah-pindah untuk mencari makan maupun tempat tinggal, karena tumbuhan dapat memproduksi makanannya sendiri dengan berfotosintesis, menyerap air dan mineral dari dalam tanah dan mendapat energi dari sinar matahari. Tumbuhan juga memiliki lapisan kutikula dan epidermis yang melindungi jaringan tumbuhan, dan secara selular, tumbuhan memiliki dinding sel yang terbuat dari selulosa, yang bersifat kuat dan kaku sebagai pemberi bentuk dan pelindung sel-sel tumbuhan.
Dalam menghadapi perubahan suhu maupun cuaca, tumbuhan beradaptasi dengan transpirasi (penguapan dari stomata), menggulung daun (sel kipas pada daun jagung), menggugurkan daun (meranggas pada pohon jati), maupun memiliki bentuk daun menyesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya (teratai yang hidup di air berdaun lebar, kaktus di lingkungan gurun berdaun kecil).
Di sisi lain, jaringan pada hewan didesain supaya dapat bergerak dan berpindah tempat. Hewan memiliki alat gerak, baik aktif maupun pasif, yang membantu mereka bergerak dan berpindah tempat untuk mencari pasangan, mencari tempat tinggal, maupun mencari makan, karena hewan tidak dapat memproduksi makanannya sendiri (berfotosintesis) seperti tumbuhan. Jaringan hewan menggunakan energi jauh lebih banyak dari tumbuhan karena hampir seluruh sel-sel penyusun jaringan hewan adalah sel-sel yang hidup, yang membutuhkan energi dan perawatan (bila terluka). Sel-sel hewan tidak bersifat kaku seperti sel-sel tumbuhan karena sel hewan tidak memiliki dinding sel yang kaku, melainkan hanya membran sel yang memberi perlindungan terhadap sel-sel di dalamnya.
Setelah kita analisis data-data di atas, maka dapat kita putuskan bahwa pemenang dari lomba tersebut adalah jaringan hewan. Jaringan hewan tersusun dari sel-sel hewan yang tidak memiliki dinding sel yang kaku seperti pada sel-sel tumbuhan sehingga sel-sel hewan lebih mudah mengalami perubahan. Hewan juga memiliki alat gerak yang memudahkan hewan berpindah dari satu daerah ke daerah lain bila terjadi perubahan mendadak seperti kekeringan, banjir, maupun bencana lain, sedangkan tumbuhan yang tidak dapat berpindah tempat tidak dapat bertahan hidup bila terjadi perubahan mendadak tersebut. Misalnya dalam bencana kekeringan, memang tumbuhan dapat melakukan transpirasi, menggugurkan daun, dan sebagainya namun bila terjadi dalam jangka waktu yang panjang tumbuhan akan kehabisan suplai air karena tanah tempat sumber air tumbuhan ikut menjadi kering dan tumbuhan akan berakhir mati, sedangkan hewan dapat dengan mudah berpindah menuju tempat yang lebih mendukung dan dengan demikian hewan dapat terus hidup.
Demikian penyampaian saya mengenai adaptasi jaringan hewan dan jaringan tumbuhan, terima kasih telah membaca dan mohon maaf bila terdapat kesalahan.
0 komentar:
Posting Komentar