Aku minta maaf jika selama ini membuatmu muak dengan sifat kekanak-kanakanku. Yang ingin selalu mengetahui dengan siapa kamu berteman. Tapi sejujurnya setiap aku melihatmu tertawa lepas dengan hanya ditemani sebuah handphone aku cemburu.
Aku cemburu bukan berati gak percaya kepadamu, tapi karena aku terlalu sayang dan takut kehilanganmu. Karena dulu aku pernah hampir kehilanganmu sebab adanya seseorang yang menyebut kamu sebagai “teman”.
Maafkan Aku Bila Kadang Bertanya Tak Mengenal Lelah, Karena Aku Hanya Memastikan Masihkah Hatimu Untukku?
Sebenarnya gak ada niat hati untuk selalu bertanya, hanya saja aku masih trauma atas kejadian yang lalu karena beberapa kali kecewa. Maafkan aku bila kadang bertanya tak mengenal lelah dengan siapa sebenarnya kamu berteman.
Aku juga minta maaf jika aku sering terlalu posesif mempertanyakan semua tentang mu. Tapi apalah daya, aku masih sering dihantui rasa takut kehilangan padahal aku sudah mengetahui bahwa kamu sudah baik-baik saja dengan rasa yang sama.
Sungguh bukan aku ingin membatasi teman bermainmu, hanya saja aku ingin memastikan masihkah hatimu selalu untukku? atau saat ini sudah mulai bercabang lagi dan mencipta sebuah kegamangan?
Bukan Aku Tidak Percaya Lagi Dengan Kejujuranmu, Hanya Saja Perasaan Was-was Akan Kejadian Masa Lalu Membuatku Takut
Sekali lagi kukatakan, bukannya aku tak percaya atas kejujuran dan keterbukann kamu. Hanya saja perasaan was-was akan masa lalu masih membeka di memoriku lalu menyapaku ragu. Aku mohon, mengertilah atas kecemburuanku padamu tidak lain karena sayang padamu.
Kamu juga harus tahu, bahwasanya aku hanya melindungi hakku supaya tidak pernah jatuh kepada siapapun terlebih kepada dia yang pernah merayumu.
0 komentar:
Posting Komentar