Sumatera Barat adalah salah satu daerah dengan kekayaan dan keberagaman budaya. Keberagaman budaya yang dimaksud bisa terwujud melalui bermacam-macam. Contohnya yakni folklor, permainan rakyat, tembang, maupun senjata tradisional, yakni senjata tradisional Sumatera Barat atau juga biasa disebut sebagai senjata tradisional Minangkabau.
Senjata tradisional sendiri sangat erat kaitannya dengan perjuangan bangsa yang telah melakukan perlawanan terhadap penjajahan selama 3,5 abad lamanya. Dan selama itu pula senjata-senjata tradisional mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan manusianya. Begitupun di Sumatera Barat.
Maka, salah satu cara untuk kamu menghormati jasa dan pengorbanan para pahlawan yaitu melalui senjata-senjata yang mereka gunakan. Di samping itu, mempelajari kebudayaan sendiri adalah suatu hal yang tidak semua orang bisa melakukannya. Yuk kita simak ulasan mengenai 7 senjata tradisional Sumatera Barat.
Kurambiak
Pertama, kurambiak. Senjata tradisional Sumatera Barat ini memiliki bermacam penamaan di setiap daerah, seperti kerambit, karambit, dan kurambiat. Meskipun bentuknya kecil yang hanya seukuran kepalan tangan orang dewasa, ternyata luka dalam yang ditimbulkan akibat senjata ini sangatlah fatal hingga menyebabkan urat-urat terputus.
Apakah kamu tahu dari mana asalnya senjata kurambiak ini?
Berdasarkan sejarah tertulis, senjata kurambiak ternyata berasal dari daerah Minangkabau. Kemudian banyak perantau yang membawa senjata ini hingga ke berbagai daerah seperti Jawa, Semenanjung Melayu, dan lain-lain.
Jika dilihat secara sekilas, bentukan senjata kurambiak ini memang seperti cakar harimau. Hal itu dibenarkan oleh cerita rakyat yang beredar bahwa inspirasi pembuatan awal senjata kurambiak adalah terinspirasi oleh harimau yang pada zaman dahulu banyak berkeliaran di daerah hutan Sumatera.
Berdasarkan fungsinya, senjata tradisional Minangkabau ini difungsikan untuk pertempuran jarak dekat. Pertempuran jarak dekat tersebut terinspirasi dari gerakan harimau yang ketika berkelahi bisa mengeluarkan kukunya setiap saat.
Motif yang terdapat pada setiap bentuk dari kurambiak ini diyakini memiliki kaitan dengan sisi keindahan dari Minangkabau itu sendiri.
Baca juga: 14 Alat Musik Sumatra Barat
Karih
Kedua, Karih. Karih adalah senjata tradisional Sumatera Barat yang dahulunya juga digunakan sebagai alat pertahanan diri.
Pada zaman sekarang, penggunaan Karih sebagai senjata tradisional Minangkabau telah bergeser fungsinya. Yakni menjadi aksesoris ketika terdapat acara seperti pernikahan, dan sebagainya.
Senjata tradisional ini termasuk ke dalam jenis belati pendek yang terbuat dari baja putih serta gagang yang terbuat dari kayu berkualitas. Pada bagian sarung senjata, akan selalu ditemukan motif ukir untuk menambah nilai estetik dan seni.
Sumpitan
Ketiga, sumpitan. Sumpitan adalah senjata tradisional Sumatera Barat yang digunakan untuk berburu jarak menengah hingga jarak jauh.
Kelebihan yang dimiliki senjata ini yaitu tidak mengeluarkan suara ketika digunakan. Oleh sebab itu, prosesi berburu binatang di hutan akan lebih mudah.
Selain itu, senjata tradisional Minangkabau ini juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi hingga jarak 200 meter. Dengan jarak 200 meter tersebut, si pengguna akan menembakkan pelurunya dengan cara meniup tabung (sumpit) ke arah sasaran. Kira-kira dengan jarak 200 meter, hewan apa yang ingin kamu buru?
Kelewang Padang
Keempat, Kelewang. Kelewang adalah senjata tradisional Sumatera Barat yang saat ini digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, perkebunan, dan sebagainya. Hal tersebut dikarenakan bentuknya yang tidak terlalu besar, namun padat dan kokoh sehingga mampu memotong berbagai kayu, bambu, serta hasil perkebunan lainnya.
Senjata tradisional Minangkabau ini kalau dilihat secara sekilas memang mirip dengan golok modern. Yang membedakan antara keduanya yakni ukiran motif di gagang kelewang yang tidak ditemui pada golok biasa.
Pada zaman dahulu, senjata kelewang ini merupakan senjata utama para pejuang abad ke-19 dalam melawan penjajah. Walaupun begitu, ternyata senjata ini tetap bisa dinamis dalam mengikuti perkembangan kebutuhan manusia hingga saat ini.
Piarik
Kelima, piarik. Piarik adalah senjata tradisional Sumatera Barat yang berasal dari akulturasi agama Hindu-Budha sebelum islam datang ke Pulau Sumatera.
Kegunaannya pada zaman dahulu yaitu untuk berburu binatang besar. Selain itu, senjata tradisional Minangkabau ini juga dipergunakan sebagai alat pemotong yang serbaguna.
Hingga saat ini, masyarakat Minangkabau sangat bertekad dalam menjaga warisan budaya leluhur hingga suatu saat nanti bisa diturunkan kepada generasi selanjutnya sebagai warisan budaya yang membanggakan.
Ruduih
Keenam, ruduih. Ruduih adalah senjata tradisional Sumatera Barat yang sudah diakui eksistensinya dalam berperang. Perang yang dimaksud yakni perang Manggopoh (1908). Hal tersebut selaras dengan catatan dalam Museum Tridaya Eka Dharma.
Senjata tradisional Minangkabau ini secara fisik tidak jauh berbeda dengan kelewang. Yang membedakan antara keduanya yakni, terdapat lekukan ke dalam pada mata pedang senjata ruduih. Sedangkan kelewang tidak.
Secara kegunaan, ruduih berguna dalam pertempuran jarak dekat yang menggunakan senjata jenis pedang dan tombak.
Oh iya, berkaitan dengan sejarah penggunaan senjata ruduih ini, dapat kamu lihat adanya Tugu Siti Manggopoh yang terletak di Simpang Gudang Lubuk Basung. Tugu tersebut adalah saksi sejarah perjuangan seorang perempuan Minangkabau kolonialisme Belanda.
Keris Pusaka Minangkabau
Ketujuh, keris pusaka Minangkabau. Keris pusaka Minangkabau adalah keris khusus yang hanya bisa disisipkan oleh penghulu adat di pinggangnya ketika acara-acara tertentu.
Keris Pusaka Minangkabau tersebut selalu diasah ketajamannya baik di sisi kanan dan kiri. Hal itu bermakna agar penghulu mampu memberi, mengamanahkan, serta memberikan keadilan kepada semua orang.
Keris pusaka ini tidaklah dipakai di setiap upacara adat. Pemakaiannya pun harus diperhatikan. Yakni mata keris tidak menghadap ke kanan, namun ke kiri. Hal tersebut dimaknai sebagai sikap bahwa seorang penghulu harus selalu hati-hati, berpikir sebelum berbicara atau bertindak.
Senjata tradisional Sumatera Barat ini merupakan lambang dari keagungan. Bahwa seorang penghulu adat adalah orang yang akan selalu bisa diandalkan bagi masyarakat Minangkabau baik ketika senang maupun sedih.
Kesimpulannya yaitu bahwa kita tetap harus menjaga dan melestarikan budaya lokal. Masyarakat Minangkabau telah memberi contoh yang amat baik bagi kita semua dengan melestarikan peninggalan luhur nenek moyangnya.
0 komentar:
Posting Komentar