Para ilmuwan berhasil menciptakan reptil hasil modifikasi secara genetik yang pertama di dunia, berupa empat kadal albino yang ukurannya sangat kecil. Pencapaian ini diklaim sebagai suatu terobosan tentang rekasaya gen yang dapat diaplikasikan untuk biologi reptil dan pengobatan manusia.
Untuk menciptakan kadal albino kecil, para ilmuwan menggunakan alat untuk mengedit gen CRISPR-Cas9, yang biasanya digunakan untuk mengobati kelainan darah langka hingga membuat karang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Para ilmuwan menganggap modifikasi reptil yang menggunakan CRISPR-Cas9 ini suatu penemuan yang sangat luar biasa.
Pada umumnya, para ilmuwan yang hendak menjalankan teknik modifikasi genetika hewan, akan menyuntukkan solusi penyuntingan gen ke dalam embrio sel tunggal atau sel telur yang baru saja dibuahi. Hal ini menghasilkan mutasi pada DNA, kemudian menyebar ke semua sel baru yang dipoduksi saat embrio berkembang.
Namun, embrio reptil ternyata dianggap cukup rumit. Reptil betina memiliki kemampuan untuk menyimpan sperma di saluran telur untuk jangka waktu yang lama. Hal inilah yang menyulitkan para ilmuwan untuk mengetahui kapan sel telur dibuahi. Selain itu, telur reptil yang telah dibuahi tidak memiliki ruang di udara, hal ini yang menyulitkan ilmuwan untuk memasukkan apapun tanpa merusaknya.
"Tidak ada metode yang baik untuk memanipulasi embrio seperti yang bisa kita lakukan dengan mamalia, ikan, atau amfibi. Sepengetahuan kami, tidak ada laboratorium lain di dunia yang menghasilkan reptil yang diubah secara genetis," kata ahli genetika dari University of Georgia (UGA), Douglas Menke.
Kadal yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah jenis anoles cokelat atau Anolis sagrei, karena menurut ilmuwan, kadal ini setara dengan burung finch dari Galapagos yang dahulu dimanfaatkan Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi.
Tim peneliti berhasil memasukkan protein CRISPR ke dalam telur-telur yang belum subur di dalam ovarium kadal-kadal betina. Hal ini berhasil memodifikasi gen yang diterima dari induk betina, dan juga memengaruhi pejantan. Metode CRISPR mengubah susunan genetik telur dan sperma saat pembuahan terjadi.
Secara khusus, peneliti memodifikasi gen tyrosinase. Ketika gen ini tidak aktif, albinisme terjadi. Peneliti menyuntikkan 146 telur yang belum matang milik 21 kadal sebelum terjadi pembuahan alami. Ketika bayi-bayi kadal menetas, tim menemukan eksperimen mereka berhasil. Di antara kadal-kadal berwarna cokelat yang sangat khas, ada empat yang berwarna merah muda pucat.
Tim peneliti merasa takjub dengan terobosan terbaru yang telah dilakukan, dan ingin memperluas teknik ini ke banyak model reptil lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar