A. Apa Itu Jin?
Jin adalah salah satu jenis makhluk Allah ﷻ yang memiliki sifat fisik berbeda dengan manusia karena diciptakan dari api. Allah berfirman:
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan menciptakan jin dari nyala api. (Ar-Rahman: 14–15)
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip as-Syibli dalam bukunya Ahkam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa jin disebut demikian karena secara bahasa jin berarti yang tersembunyi, terhalang dan tertutup.
Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat). Karenanya, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann), tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Pemahaman yang sama juga terhadap pada istilah “orang gila” dalam bahasa Arab yakni majnun (dari kata jann juga) secara etimologi berarti akal sehat yang sudah tertutup dan terhalang.
Kasarnya jin dan manusia sama dalam segala hal, dibawah KEMAHA-ADILAN Allah, hanya saja mereka tercipta dari api dan tidak dapat dilihat. Berikut persamaan jin dengan manusia:
1. Jin dan manusia sama-sama memiliki tugas, yakni beribadah menyembah Allah.
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Telah ku ciptakan jin dan manusia, hanya untuk menyembahku. (ad-Dzariat: 56)
2. Jin memiliki akal dan nafsu sebagaimana manusia. Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir.
Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan ada jin yang bodoh. Menikah pun ada.
وأنا منا الصالحون ومنا دون ذلك كنا طرائق قددا
Sungguh di antara kami ada yang shaleh dan ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (al-Jin: 11)
3. Jin dan manusia memiliki hati, mata dan telinga dan mereka sama-sama akan dimasukan neraka karena dosa.
ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون
Sungguh Kami jadikan kebanyakan jin dan manusia sebagai penghuni jahanam, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah makhluk yang lalai. (al-A’raf: 179)
Bahkan jin juga mirip manusia dalam urusan nyawa, mereka tidak kekal.
B. Apakah Setan Itu?
Dalam Majma’ al-Bahrain, setan secara etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya–tha–na yang bermakna menjauh. Maksudnya adalah mereka yang disebut setan, jauh dari Allah dan menjauhkan orang beriman dari Rabb mereka.
Ada satu keyword untuk memahami apa itu setan yakni “sifat”. Setan adalah sifat yang melekat pada makhluk. Setan adalah sebutan untuk sisi buruk yang berupa pembangkangan, tidak taat, membelot, bermaksiat, menentang perintah, mendebat aturan, durhaka dsb. Setan dapat berupa manusia maupun jin, Allah berfirman:
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
(setan) dari golongan jin dan mausia. (an-Nas: 6)
Dalam tafsir surat an-Nas, Qatadah mengatakan bahwa dari kalangan jin terdapat setan-setan dan dari kalangan manusia juga terdapat setan-setan. Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menyatakan,
الشيطان في اللغة مأخوذ من شطن إذا بعد فهو بعيد بطبعه عن طباع البشر وبعيد بفسقه عن كل خير
“Syaitan memiliki karakter yang jauh dari watak manusia dan jauh dari perilaku kebaikan.” Imam Rafi’i dalam kitab Al-Misbahul Munir menulis,
والشيطان هو كل عات متمرد من الجن والإنس والدواب
“Setan adalah setiap sesuatu yang buruk yang berasal dari jin, manusia dan binatang.” Pendapat itu juga diperkuat oleh Ja’far Syariat Madari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Quran. Tidak hanya sekali Allah berfirman bahwa setan adalah golongan jin dan manusia, dalam al-An’am 112 ditegaskan.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.
C. Siapakah Iblis Itu?
Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa.
Iblis putus asa dari rahmat Allah karena ia sombong dan enggan sujud kepada Nabi Adam alaihissalam sehingga diusir dari surga. Allah berfirman,
قال ما منعك ألا تسجد إذ أمرتك قال أنا خير منه خلقتني من نار وخلقته من طين
Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) ketika Aku (Allah) menyuruhmu?” Iblis menjawab, “aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (al-A’raf: 12)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Ingatlah ketika Kami berkata kepada para malaikat, “Sujudlah kallian kepada Adam!” maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah. (Al-Kahfi: 50)
Ayat pertama menerangkan bahwa Iblis diciptakan dari api : jin dari api. Ayat kedua menegaskan bahwa Iblis bagian dari bangsa jin.
قال فأنظرني إلى يوم يبعثون
Tangguhkan (umur) aku hingga hari mereka kebangkitan. (al-A’raf: 14)
Kemudian setelah diusir dari dalam surga, iblis meminta diberikan umur panjang sampai hari kiamat. Berdasarkan ayat di atas, hanya iblis yang memiliki umur panjang sedangkan jin lainnya mati seperti manusia, itupun hanya sampai hari kiamat.
Setelah dipanjangkan umur, iblis pun berjanji akan menggoda adam besera keturunannya. Silakan baca surat al-A’raf ayat 12-20. Wallahu a’lam bi showab.
0 komentar:
Posting Komentar