Ketika mendengar kata filsuf, kita mungkin langsung membayangkan orang yang bijaksana, tenang, berpengetahuan luas, dan dewasa. Namun, pada nyatanya, tidak semua filsuf berperilaku santun dan normal seperti yang kita bayangkan. Kadang, mereka justru lebih nyentrik dan sering melakukan hal-hal gila dari manusia pada umumnya.
Mungkin saja, hal "gila" yang mereka lakukan memengaruhi pemikiran dan gagasan mereka yang brilian. Berikut enam hal gila yang pernah dilakukan oleh para filsuf terkenal.
1. Socrates: meminta tunjangan hidup pada pemerintah Yunani
Selain terkenal sebagai salah satu filsuf yang paling berpengaruh dalam peradaban Barat, Socrates juga dikenal sebagai seorang "pengganggu" yang berkeliaran di Kota Athena. Hal itu karena Socrates sering mengganggu orang-orang yang lewat di hadapannya dengan mengajukan pertanyaan secara terus-menerus kepada mereka.
Pertanyaannya yang dianggap telah merusak kaum muda Athena sangat menjengkelkan pemerintah Athena. Akhirnya, Socrates diadili dan dijatuhi hukuman mati. Menurut Plato dalam karyanya, Apology, Socrates sempat ditanya perihal hukuman yang pantas diterima untuk tindakannya.
Socrates pun menanggapi kalau ia seharusnya menerima tunjangan hidup dari negara. Dalam istilah modern, Socrates mengklaim kalau pemerintah Yunani harus memberinya makanan dan upah karena "pelajaran filsafatnya" adalah layanan untuk mereka. Tidak mengherankan jika sikapnya ini membuat Socrates mendapatkan hukuman mati.
2. Diogenes: membawakan ayam botak kepada Plato dan masturbasi di tempat umum
Diogenes adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang dikenal lewat pandangan sinismenya. Namun, pada suatu hari, ia pernah membawa ayam tanpa bulu dan menaruhnya ke akademi Plato. Ketika Plato secara terbuka mendefinisikan manusia sebagai "binatang kaki dua tanpa bulu", Diogenes tidak setuju.
Menurutnya, manusia adalah makhluk yang lebih kompleks. Untuk menjelaskan maksudnya, Diogenes mencari seekor ayam, mencabut semua bulunya, menyerahkannya ke akademi Plato, lalu menyebutnya sebagai seorang manusia. Meski terbilang gila, perbuatan Diogenes ada benarnya juga.
Kesal tetapi tidak mau kalah, Plato langsung menambahkan "dengan kuku yang lebar" ke dalam definisinya tersebut. Selain "perdebatannya" dengan Plato, Diogenes juga dikenal karena tinggal di dalam tong kecil di pinggir jalan. Jadi, sudah jelas kalau dia tidak terlalu memperhatikan privasinya.
Dilansir buku Containment in the Community, Diogenes sering melakukan masturbasi di dalam tongnya walau saat itu ada orang yang lewat di depannya. Bahkan, ia sering mengencingi orang-orang yang mengganggunya dan buang air besar di dalam teater publik.
3. René Descartes: tidur di dalam penghangat ruangan
Rene Descartes mungkin terkenal karena kalimatnya yang sering dikutip oleh para sarjana dan filsuf modern, "Saya berpikir, maka saya ada." Namun, tahukah kamu kalau ia menghasilkan beberapa gagasan terkenalnya dari dalam "oven"?
Oven yang dimaksud bukanlah oven modern yang sering kita pakai untuk membuat kue, tetapi sebuah tungku tempat api yang selalu menyala. Temperaturnya dapat dinaikkan untuk memasak dan dijaga tetap rendah jika ingin dipakai untuk menghangatkan badan.
Memang, tungku tersebut tidak dirancang untuk dimasuki manusia walau hal itu tidak menghentikan Descartes untuk masuk dan kemudian tidur di dalamnya.
Kapan dan di mana tepatnya memang masih diperdebatkan, tetapi Descartes sendiri mengakui kebiasaannya ini. Bahkan dalam buku Cogito, Ergo Sum: The Life of René Descartes, ia menyebutkan kalau kebiasaannya ini telah memengaruhi karya-karya besarnya.
4. Jean-Jacques Rousseau: menelantarkan kelima anaknya
Jean-Jacques Rousseau adalah seorang filsuf dari Jenewa yang dikenal karena pemikirannya yang tajam tentang bidang politik dan sosiologi. Namun, sedikit yang mengetahui kalau di awal hidupnya, Rousseau adalah ayah dari lima anak, tetapi menelantarkan mereka semua.
Dilansir buku Jean-Jacques Rousseau: Restless Genius, Rousseau melakukannya karena perbuatan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang mengagumkan di lingkaran sosialnya. Tentu saja, perilaku tercela seperti itu tidak diharapkan dari seorang filsuf yang suka berkoar-koar tentang pendidikan dan membesarkan anak.
Namun, seperti yang telah diketahui, semua filsuf juga tidak jauh berbeda dari manusia biasa pada umumnya. Masa lalunya pun sering dijadikan "senjata" oleh para filsuf saingannya—seperti Voltaire—dan ia sangat dikritik karena telah menjadi seorang filsuf yang munafik.
5. Friedrich Nietzsche: memeluk seekor kuda sampai pingsan
Meskipun idenya tidak terlalu dikenal, jelas sekali kalau nama Nietzsche sering didengar oleh khalayak umum. Banyak yang tahu kalau dia adalah seorang filsuf eksistensialis yang terkenal dengan kalimat, "Tuhan sudah mati." Namun, tidak banyak yang tahu tentang detail hidupnya.
Menurut buku Victorian Fiction and the Cult of the Horse, pada 3 Januari 1889, ketika Nietzsche keluar dari rumahnya, ia melihat seekor kuda sedang dicambuk oleh seorang kusir di pinggir jalan. Dia pun langsung berlari untuk melindungi kuda itu, lalu memeluk lehernya sambil menangis.
Tidak lama setelahnya, ia pingsan di jalan. Percaya atau tidak, hidup Nietzsche mulai menurun drastis sejak saat itu sampai ia meninggal pada 1900.
6. Jean-Paul Sartre: menolak Nobel
Jean-Paul Charles Aymard Sartre adalah seorang filsuf eksistensialis dan politik yang aktif pada era 60-an dan 70-an. Beberapa karyanya sangat memengaruhi dunia filsafat, sampai-sampai ia dianugerahi Penghargaan Nobel untuk Kesusastraan pada 1964. Satu-satunya masalah adalah ia tidak menginginkannya.
Dikutip buku The Nobel Prize: A History of Genius, Controversy, and Prestige, Sartre mengklaim kalau memenangkan Penghargaan Nobel akan mengasosiasikan namanya dengan Komite Nobel selamanya.
Namun, penolakannya ini malah membuat pers semakin tertarik untuk mewawancarainya walau upaya mereka untuk menghubungi Sartre selalu berakhir dengan penolakan. Bahkan, Sartre sampai harus bersembunyi di apartemen kakak iparnya sambil menunggu para wartawan yang haus berita itu pergi.
Nah, itu tadi enam hal gila yang pernah dilakukan oleh para filsuf terkenal. Ternyata, filsuf juga tidak jauh berbeda dari kita. Bahkan, kadang mereka lebih "gila" dan nyentrik dari kita.
0 komentar:
Posting Komentar