Meski belum resmi, namun saat ini wacana pemindahan ibu kota semakin berembus kencang. Pemantiknya adalah Presiden Joko Widodo, yang meminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas untuk mengkaji ulang usul pemindahan ibu kota pemerintahan. Dan kota yang digadang akan menjadi calon ibu kota tersebut tak lain dan tak bukan adalah Palangkaraya, ibu kota Kalimantan Tengah.
Palangkaraya sendiri telah dibahas secara mendetail dalam sebuah buku karangan Wijanarka berjudul Sukarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI. Ya, Bapak Proklamator kita ini sudah jauh-jauh hari memprediksi rencana yang, jika sesuai dengan kabar yang beredar, akan mulai dilakukan setahap demi setahap pada tahun 2018 nanti. Memangnya apa sih yang membuat Soekarno dan Jokowi ngebet memindahkan Ibu Kota ke Palangka Raya?
1. Palangka Raya, kota terluas minim penduduk
Kota yang terletak di tengah-tengah wilayah kepulauan Indonesia ini disebut-sebut sebagai salah satu kota terluas di Indonesia. Luas kota ini nyaris 4 kali lipat dari kota Jakarta, tepatnya sekitar 2.400 km persegi. Tak cuma itu, penduduknya pun masih terbilang jarang. Wilayah seluas ini hanya ditempati sekitar 230 ribuan jiwa (mengacu pada sensus penduduk tahun 2010).
Dengan rata-rata penduduk 92 jiwa tiap km persegi. Bandingkan dengan Jakarta yang rata-rata penduduknya sudah mencapai 15 ribu jiwa per km persegi. Faktor tersebut tentu menjadi salah satu yang paling penting sebagai acuan dalam menjadikan kota ini sebagai calon ibu kota baru.
2. Diresmikan langsung oleh Bung Karno
Pembentukan Kalimantan Tengah sebagai salah satu provinsi harus melalui proses yang cukup panjang. Beruntung, pada tanggal 23 Mei 1957, lewat penguatan Undang Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, Kalimantan Tengah resmi diakui sebagai daerah otonom. Tanggal 23 Mei pun kemudian dinobatkan sebagai hari jadi provinsi ini.
Hal yang menarik di sini adalah, ada campur tangan Soekarno dalam pendirian Palangka Raya, calon ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Peristiwa tersebut terjadi pad tanggal 17 Juli 1957 dengan ditandai peresmian Monumen atau Tugu Ibu di Pahadut. Wajar apabila Presiden saat ini, Joko Widodo, berhasrat memindahkan pusat pemerintahan ke kota yang telah diidamkan dan bahkan dibangun oleh sang proklamator tersebut.
3. Palangka Raya kawasan minim pembangunan yang anti gempa
Pembangunan yang masif dan tiadak henti di ibu kota saat ini, Jakarta, lambat laun disinyalir akan membawa dampak yang destruktif terhadap kawasan tersebut. Banjir dan gempa adalah hal yang ditakutkan dapat menghambat jalannya roda pemerintahan. Beban yang ditanggung oleh Jakarta sudah tak dapat ditoleransi lagi.
Mencuatlah nama Palangka Raya, sebagai calon ibu kota yang paling tepat ditilik dari topografi, letak geografis, dan rekam jejak bencana yang terjadi di sana. Kabarnya, wilayah ini jarang diguncang gempa. Pembangunan di sana juga masih jarang, sehingga berimbas pada kepadatan penduduk dan lalu lintas kendaraan. Kendati pun beberapa wilayah di sini masih rawan longsor, akibat kontur tanah gambut, namun Pemerintah masih akan mengkaji wilayah yang tepat untuk dijadikan “markas” pemerintah, yang kemungkinan akan berada di wilayah utara Palangka Raya.
4. Potensi dan wisata alam yang masih belum banyak digali
Palangka Raya adalah sebuah kota yang masih terbilang alami, setidaknya jika dibandingkan dengan Jakarta. Wilayah ini secara geografis didominasi oleh hutan dan danau, sekitar 75 persen. Termasuk di antaranya hutan lindung, konservasi alam, hingga Hutan Lindung Tangkiling. Sektor lain seperti perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, hingga industri juga dapat dimaksimalkan oleh pemerintah pusat.
Begitupun dari sektor pariwisata. Masih banyak yang belum tahu keindahan alam yang ditawarkan oleh kota ini. Palangka Raya menawarkan berbagai destinasi wisata seperti sungai Kayahan, di mana para wisatawan nantinya dapat melihat landmark Palangka Raya, jembatan Kayahan. Ada juga Tugu Sukarno, yang merupakan tempat beliau meresmikan tiang pertama pembangunan Kota Palangka Raya seperti yang telah diceritakan di paragraf atas.
Itulah sekelumit fakta menarik dari Palangka Raya, calon ibu kota Indonesia yang akan datang. Meski belum resmi, karena saat ini Kementerian Bappenas masih mengkaji opsi kota lain selain Palangka Raya, namun kita sebagai masyarakat mesti mengapresiasi keberanian Pemerintah untuk mewujudkan ibu kota yang lebih baik, ibu kota yang diimpikan oleh sang pendiri bangsa, Soekarno
0 komentar:
Posting Komentar