Tidak ada orang yang menyangka bahwa rencana yang telah mereka buat akan berakhir dengan sebuah kecelakaan. Mengerikannya, banyak orang yang tidak memiliki skill dasar untuk bertahan hidup di kondisi ini.
Orang-orang di bawah ini adalah salah satu korban selamat dari sebuah kecelakaan yang mengharuskan mereka bertahan hidup di alam bebas sampai bantuan datang. Hebat bukan?
1. Juliane Koepcke, selamat setelah 11 hari berada di Hutan Amazone
Mengabaikan pesan ayahnya untuk tidak mengambil penerbangan ke Peru karena reputasi maskapai yang tidak terlalu baik, Koepcke dan ibunya tetap terbang pada 24 Desember 1971. Ibu dan anak ini pun terbang menggunakan pesawat LANSA 508.
Naasnya, pesawat mereka tersambar petir dan hancur di ketinggian 3,2 kilometer dari tanah. Akibatnya, Koepcke mengalami patah tulang selangka, luka di tangan kanan, dan bengkak pada mata kanan. Sebuah keberuntungan dirinya masih hidup.
Setelah sadar, Koepcke mendapati dirinya sedang berada di tengah hutan. Ia pun memutar otak agar tetap dapat hidup sampai bantuan datang. Koepcke pun memulai petualangannya di hutan dengan berbekal permen yang ditemukannya dekat lokasi jatuhnya pesawat.
Teringat akan ilmu yang ia dapatkan dari orangtuanya, Koepcke mulai berjalan mengikuti aliran air sebab aliran air akan berakhir di sebuah sungai, di mana biasanya di sekitar sungai terdapat pemukiman. Dengan luka yang ada di tangannya, serangga mulai hinggap dan muncul belatung.
Setelah 10 hari bertahan hidup, akhirnya Koepcke menemukan perahu yang sedang dipinggirkan. Menggunakan bensin yang ada di perahu tersebut, Koepcke menuangkan bensin ke lukanya agar belatung dan serangga yang menghinggapi tangannya mati.
Memutuskan untuk tidak mencuri kapal yang ditemukannya, Koepcke memilih untuk bermalam di sana. Keesokan harinya, beberapa nelayan menemukan keberadaan Koepcke dan membawanya ke desa mereka untuk diselamatkan.
2. Aron Ralston, terjebak di Blue John Canyon selama 127 jam
Hobi untuk naik gunung dan berpetualang di alam, tidak heran bahwa Aron Ralston ingin menaklukkan Blue John Canyon, sebuah ngarai di Utah, Amerika Serikat. Pada 26 April 2003, Ralston berencana untuk bersepeda dan memanjat Blue John Canyon bersama teman temannya, namun rencana dibatalkan. Tidak masalah jika harus pergi sendiri, Ralston memutuskan untuk tetap menjalankan rencananya.
Sesampainya di sana, Ralston langsung bersepeda mengelilingi ngarai dan memutuskan untuk menaruh sepedanya di bawah pohon setelah bersepeda selama 15 mil. Ralston kemudian melanjutkan aktivitasnya dengan memanjat ngarai. Setelah sekitar satu setengah jam memanjat, sebuah batu besar seberat 362,8 kg jatuh menimpa tangan kirinya dan meremukkan tangan kanannya ke dinding ngarai.
Sadar bahwa ia tidak dapat bergerak, Ralston memutuskan untuk mengamputasi tangan kirinya setelah 3 hari terjebak di sana. Menggunakan pisau saku yang dibawanya, Ralston merelakan tangan kirinya agar dapat bebas dari ngarai.
Setelah terbebas, Ralston berjalan sejauh 9.7 km sampai sebuah keluarga yang sedang liburan menemukannya dan memberikan makanan, minuman, dan memanggil pihak berwenang untuk menyelamatkan Ralston. Kisah Ralston ini kemudian difilmkan dengan judul 127 Hours.
3. Steven Callahan, terombang ambing di Laut Atlantic selama 76 hari
Pergi berlayar menggunakan kapal rancangan sendiri adalah suatu kebanggaan bagi Steven Callahan. Napoeleon Solo, kapal buatan Callahan berlayar dari Pulau Rhode pada 1981 mengelilingi Laut Atlantik. Tidak ada yang menduga bahwa keinginan Callahan mengelilingi Laut Atlantik akan berakhir buruk.
Pada 29 Januari 1982, ketika berlayar menuju Antigua, badai datang dan kapal menabrak objek yang diduga adalah sebuah paus dan mengakibatkan kerusakan pada kapal. Untungnya, dengan desain kedap air, kapal tidak langsung tenggelam. Dengan cepat, Callahan mengeluarkan rakit dan menaruh persediaan makanan, buku cara bertahan hidup di lautan, alat untuk membuat minuman menggunakan tenaga matahari, suar, pistol, dan bagan navigasi.
Callahan telah mencoba membuat siyalSOS dengan menembakkan suar namun tidak ada hasil. Selama 76 hari, Callahan berperang melawan hiu, memperbaiki rakit, dan bertahan hidup dengan memakan hasil pancingannya.
Pada 21 April 1982, Callahan diselamatkan oleh nelayan. Kisah bertahan hidup di lautnya ini ia tuangkan kedalam buku berjudul 'Adrift: 76 Days Lost at The Sea' yang menjadi The New York Times best seller list selama 36 minggu.
4. 69 hari terjebak di dalam tambang tua
Pada tahun 2010, dunia digemparkan dengan berita terjebaknya 33 pekerja tambang di sebuah tambang emas sedalam 700 meter di Chile. Beruntungnya, para pekerja ini dapat berjalan ke shelter atau semacam penampungan yang ada di bawah sana.
Shelter sendiri memiliki persediaan makanan untuk 2 sampai 3 hari. Hebatnya, mereka dapat mengatur persediaan makanan itu untuk bertahan sampai 2 minggu, tepat sebelum mereka ditemukan.
Walaupun posisi mereka sudah ditemukan oleh tim penyelamat, ternyata untuk mengeluarkan mereka dari tambang bukanlah hal yang mudah. Mengingat medan yang sulit untuk dilalui, para penambang ini tidak dapat langsung dikeluarkan.
Persediaan makanan dikirimkan menggunakan sebuah alat yang akan diterima oleh para penambang 1 jam kemudian. 69 hari terjebak di sebuah tambang sedalam 700 meter bukanlah hal yang mudah. Keadaan yang panas, tidak tahu kapan hal ini akan berakhir membuat mental para penambang bisa drop begitu saja. Maka dari itu, 33 orang ini membagi tugas untuk menjaga satu sama lain.
Luis Urzúa menjadi pemimpin utama mereka, dibantu oleh Florencio Ávalos. Yonni Barrios berperan sebagai dokter bagi para penambang, setelah berpengalaman merawat ibunya yang sakit. Mario Gómez, pria tertua yang berperan sebagai psikolog, dan José Henríquez yang berperan sebagai pastor dan mengatur doa setiap harinya.
Tanpa kerja sama yang dilakukan oleh 33 orang ini, mereka sudah pasti hancur dan tidak dapat bertahan lama. Aksi bertahan hidup ini kemudian di angkat ke layar lebar dengan judul The 33.
5. Mauro Prosperi, hilang di Gurun Sahara selama 9 hari
Mauro Prosperi, seorang polisi asal Italia memutuskan untuk mengikuti Marathon of Sands di Morocco pada tahun 1994. Mendengar nama acara maratonnya saja, dapat disimpulkan bahwa lintasan larinya adalah sebuah padang pasir.
Ketika sedang berlari, sebuah badai pasir datang dan membuat Prosperi keluar dari jalur seharusnya dan melenceng ratusan kilometer. Setelah 24 jam tersesat, Prosperi kehabisan persediaan makanan dan minumannya.
Prosperi akhirnya bermalam di sebuah masjid yang ditelantarkan selama 9 hari. Selama bermukim di masjid, Prosperi memenuhi kebutuhan jasmaninya dengan memakan kelelawar yang ditemukannya di atap masjid dan meminum urinenya sendiri.
Tidak ingin merasakan kematian yang lama dan menyakitkan, Prosperi mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan menyayat lengan menggunakan pisau lipat yang ia bawa. Percobaan bunuh diri ini gagal sebab darahnya terlalu kental akibat dehidrasi.
Prosperi pun akhirnya mencoba berjalan dan mencari bantuan keesokan harinya, hingga bertemu dengan anak kecil yang kemudian membawanya ke sebuah tenda di manaProsperi bertemu dengan seorang wanita yang kemudian memberikannya makanan dan susu kambing. Prosperi kemudian dibawa oleh militer Algeria dan diobati di rumah sakit.
Itulah kisah-kisah orang yang harus bertahan hidup di tengah situasi yang tak biasa. Membaca semua cerita mereka, sepertinya kita memang sangat perlu, ya belajar untuk hidup di alam liar.
0 komentar:
Posting Komentar