Dealnya, pemimpin seharusnya memiliki akhlak yang baik, cerdas, dan senantiasa berusaha sebaik mungkin memajukan negara yang ia pimpin. Baik tidaknya seorang pemimpin negara juga menjadi penentu akan kemakmuran suatu negara.
Tidak seperti zaman sekarang, zaman dahulu umumnya pemimpin tidak dipilih secara langsung oleh rakyat. Sehingga tak sedikit orang-orang yang menjadi pemimpin suatu negara sebenarnya tidak mempunyai kriteria sebagai pemimpin yang ideal, bahkan mereka memimpin untuk kemakmuran dirinya sendiri.
Ngomong-ngomong soal pemimpin yang kejam, zaman dahulu cukup banyak pemimpin yang sangat kejam, sehingga menciptakan kesengsaraan bagi rakyatnya sendiri. Nah, lantas siapa saja pemimpin-pemimpin ini? Langsung saja simak ulasannya berikut ini.
1. Genghis Khan
Ayah Khan meninggal karena diracuni ketika Khan berusia 9 tahun, setelah itu Khan menghabiskan masa remajanya sebagai budak, sampai akhirnya dia menyatukan suku-suku Mongol dan kemudian menaklukkan sebagian besar Asia Tengah dan Cina.
Genghis Khan memimpin kerajaan Mongol pada tahun 1206 sampai 1227 Masehi, dan dikenal dengan gayanya yang brutal, bahkan dirinya pernah membantai warga sipil secara massal. Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika ia membantai para bangsawan Kekaisaran Khwarezm dan memusnahkan para penguasa.
2. Queen Mary I
Queen Mary I merupakan anak dari Raja Henry VIII dan Catherine. Mary I menjadi ratu Inggris pada tahun 1553 dan segera mengukuhkan kembali agama Katolik sebagai agama utama di negaranya, setelah para penguasa sebelumnya memperjuangkan Protestan sebagai agama utama.
Queen Mary I lalu menikah dengan Philip II dari Spanyol, yang merupakan seorang Katolik. Selama beberapa tahun berikutnya di tahun kepemimpinannya, banyak kekejaman yang telah ia lakukan, ia juga telah membakar ratusan penduduk Protestan di tiang pancang, dan karena itu ia mendapat julukan "Bloody Mary."
3. Maximilien Robespiere
Maximilien Robespierre adalah pemimpin Revolusi Prancis, tetapi ketika dirinya memperoleh kekuasaan, ia menjadi terobsesi menghukum orang-orang menggunakan guillotine, yaitu pisau raksasa yang biasa digunakan untuk memenggal manusia.
Maximilien Robespiere melihat semua orang di sekitarnya sebagai musuh, ia bahkan kerap mencurigai teman-teman terdekatnya. Ia tidak segan-segan membunuh orang-orang karena tidak mendukung Revolusi, memberontak, dan hal-hal lain yang ia lihat sebagai kejahatan.
Dia membunuh seluruh keluarga bangsawan dan rakyat jelata tanpa pengadilan. Pada 1794, ia menerima hukuman eksekusi mati menggunakan guillotine.
4. Pol Pot
Pol Pot adalah pemimpin Khmer Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga 1979. Pemerintahan komunisnya yang radikal telah membunuh dan menggusur jutaan orang tak berdosa.
Di masa pemerintahannya, Kambodia juga menjadi negara yang rentan terhadap penyakit, kesulitan, dan kelaparan. Setidaknya satu juta orang meninggal karena kerja paksa, penyiksaan, dan eksekusi selama rezimnya.
5. Adolf Hitler
Adolf Hitler adalah Kanselir Jerman yang memimpin pada tahun 1933 hingga 1945. Pada akhir 1941, kekaisaran Reich Ketiga Jerman Hitler mencakup hampir setiap negara di Eropa plus sebagian besar Afrika Utara.
Dia juga menyusun rencana untuk menciptakan "master race" ideal dengan menyingkirkan orang-orang Yahudi, Slavia, Gipsi, homoseksual, dan lawan politik dengan mengirim mereka ke kamp konsentrasi, di mana mereka disiksa dan harus bekerja sampai mati.
Menurut beberapa laporan, Nazi dengan sengaja telah membunuh sekitar 11 juta orang di bawah rezim Hitler. Setelah mengetahui bahwa pasukan Soviet mendekati Berlin, Hitler dan istrinya kemudian bunuh diri di FĂĽhrerbunker miliknya.
6. Joseph Stalin
Stalin memaksa industrialisasi dan gotong royong secara cepat pada 1930-an sekaligus menyebabkan kelaparan massal, termasuk di Holodomor di Ukraina, pemenjaraan jutaan orang di kamp-kamp kerja paksa Gulag, dan “Pembersihan Besar” inteligensia, pemerintah, dan angkatan bersenjata.
Selama Perang Dunia II, putra Stalin, Yakov ditangkap dan diserahkan kepada tentara Jerman. Jerman kemudian mengusulkan untuk menukar Yakov dengan Marsekal Lapangan Paulus, yang ditangkap setelah Pertempuran Stalingrad. Tetapi Stalin menolak dengan alasan dirinya tidak mau menukar seorang marshal lapangan dengan seorang prajurit biasa.
Itu tadi beberapa pemimpin paling kejam sepanjang sejarah dunia. Kita patut bersyukur karena tidak merasakan menderitanya dipimpin oleh orang-orang tersebut. Semoga juga, kita selalu dijauhkan dari orang-orang seperti mereka ya.
0 komentar:
Posting Komentar