Siapa yang tak mengenal Daerah Istimewa Yogyakarta? Sesuai dengan namanya, provinsi ini mempunyai objek-objek wisata yang istimewa. Kota Yogyakarta dengan segudang wisatanya selalu menjadi tujuan pariwisata para pelancong yang datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Tempat wisata memang selalu identik dengan keindahan alamnya, keasrian lingkungannya, maupun keramahan penduduk di sekitar tempat wisata tersebut. Namun, siapa sangka bahwa beberapa tempat wisata di Jogja ini punya catatan sejarah menyedihkan.
Berikut ini beberapa tempat wisata yang memiliki sejarah kelam mulai dari imbas bencana alam hingga saksi bisu kekejaman penjajahan.
1. Bunker Kaliadem
Bunker Kaliadem ini dahulunya adalah tempat untuk mengamati aktivitas Gunung Merapi. Bunker ini dibuat sedemikian rupa agar bisa menahan lahar panas yang turun dari gunung. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa lahar panas tersebut lebih kuat sehingga menewaskan 2 orang relawan yang berada di bunker tersebut.
Bunker ini terkubur sangat dalam dikarenakan adanya erupsi. Saat erupsi usai, bunker tersebut digali dan dibersihkan yang kemudian dibuka untuk umum. Menurut cerita yang beredar di kawanan pemandu wisata, setiap sore di bunker ini selalu ada suara tangisan seseorang. Bikin merinding ya.
2. Goa Jepang
Setiap penjajahan pasti akan meninggalkan bekas di suatu tempat yang dijajahnya. Mulai dari bangunan, politik, perekonomian, pendidikan, sampai yang tak kasat mata seperti gangguan mental atau trauma. Dari banyaknya peninggalan, Jepang meninggalkan 3 titik goa di Yogyakarta yang di dalamnya menyimpan cerita. Mereka membangun goa tersebut bertujuan sebagai tempat penyimpanan persenjataan sampai tempat untuk berlindung.
Titik pertama berada di Lereng Gunung Merapi bagian selatan. Titik kedua berada di Kecamatan Berbah, dan yang ketiga berada di Pundong, Bantul. Untuk yang ketiga ini sangat dekat dengan Pantai Parangtritis. Hal ini bertujuan untuk menghalang penjajah lainnya yang datang melalui Samudra Hindia.
Saat ini goa-goa tersebut dijadikan cagar budaya dan dibuka sebagai atraksi wisata situs peninggalan sejarah.
3. Dusun Kinahrejo Rumah Mbah Maridjan
Tahun 2010 letusan Gunung Merapi terjadi dengan dahsyatnya. Erupsi ini membumihanguskan daerah lereng termasuk Dusun Kinahrejo, dusun tempat Mbah Maridjan tinggal.
Sebelumnya, seluruh jajaran pemerintah termasuk Sultan, sudah memerintahkan untuk mengevakuasi dusun tersebut dengan alasan keselamatan. Sama ketika erupsi Gunung Merapi tahun 2006, Mbah Maridjan menolak untuk dievakuasi. Beliau menganggap bahwa ini adalah tanggung jawabnya dan amanah yang diembannya dari zaman kepemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Pada akhirnya Mbah Maridjan wafat karena tersapu awan panas dalam keadaan sujud.
Saat ini Dusun Kinahrejo menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Merapi. Ini berarti bahwa dilarang keras untuk mendirikan perkampungan kembali. Di dusun ini kemudian dijadikan tempat wisata dan museum kecil untuk mengenang Mbah Maridjan.
4. Benteng Vredeburg
Sama halnya dengan Goa Jepang, Benteng Vredeburg juga sebuah peninggalan situs bersejarah yang ada di tengah-tengah Kota Yogyakarta. Bedanya, benteng ini adalah peninggalan dari penjajahan Belanda.
Benteng ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I atas permintaan Belanda dengan alasan untuk menjaga keamanan Kraton Yogyakarta dan sekitarnya. Namun pada dasarnya benteng ini dibangun agar lebih mudah mengawasi keraton dari dekat.
Pada tahun 1867 terjadi gempa bumi yang akhirnya meruntuhkan benteng ini. Setelah itu benteng diperbaiki dan diberi nama baru Vredeburg. Dilihat dari nama barunya, Vredeburg berarti perdamaian sehingga benteng ini didirikan dengan harapan agar Belanda dan Keraton tidak saling menyerang.
Saat ini Benteng Vredeburg dijadikan sebagai museum yang berisikan informasi serta diorama perjuangan sebelum dan sesudah kemerdekaan.
5. Goa Jomblang
Goa ini adalah salah satu dari sekian banyak goa di Gunung Kidul yang memiliki keunikan tersendiri. Pasalnya pintu masuk goa ini berbentuk vertikal.
Untuk memasuki goa ini pun harus ditemani oleh tenaga ahli dan harus menggunakan peralatan pengaman seperti Single Rope Technique (SRT). Apabila kamu sudah sampai ke dasar goa tersebut, kamu akan menemukan panggung yang disinari sinar surya. Hal itulah yang biasanya diburu oleh penjelajah.
Namun tidak sembarangan waktu kamu bisa mendapatkan sinar vertikal tersebut. Waktu-waktu yang direkomendasikan adalah sekitar pukul 12.30 WIB. Di balik keindahan Goa Jomblang, ternyata goa ini menyimpan masa lalu yang kelam. Dahulunya goa ini adalah tempat pembunuhan massal anggota PKI. Mereka dijejerkan di bibir goa, diikat, kemudian ditembak hingga terjatuh ke dalam goa. Beberapa tahun setelah itu dilakukan pembersihan dan terdapat 3 truk tulang belulang dari goa tersebut.
Konon setelah dibuka untuk umum, ada penjelajah yang hilang. Kemudian warga menggelar doa bersama di goa dan tidak ada lagi berita hilangnya penjelajah. Meskipun banyak cerita seram tidak menyurutkan semangat wisatawan untuk berkunjung ke goa tersebut.
Nah itu dia beberapa tempat wisata di D.I. Yogyakarta yang memiliki masa lalu kelam. Tidak semuanya tempat wisata adalah tempat untuk bersenang-senang. Tempat-tempat tersebut bisa kamu ambil hikmahnya dan dijadikan sebuah pembelajaran untuk ke depannya. Jadi, tempat mana nih yang tertarik untuk kamu kunjungi?
0 komentar:
Posting Komentar