Powered By Blogger

Selasa, 16 Maret 2021

Kuasai Bisnis Ritel dan Hiburan Malam, Geliat Cungkok Tak Terkendali

 Cungkok sebenarnya adalah sebutan untuk pendatang dari Tiongkok, baik laki-laki maupun wanita. Tapi, kata tersebut, kini berkonotasi negatif. cungkok lebih dikenal sebagai gadis-gadis penghibur yang masuk ke Indonesia, dan terorganisir

Saat ini, cungkok pria dengan pasport turis kian membanjiri Indonesia, khususnya Jakarta. Mereka berkeliaran melakukan bisnis legal dengan dipandu sopir. Kini, mereka hampir menguasai jalur bisnis

barang impor dari Tiongkok.

Sedangkan cungkok wanita, kebanyakan bekerja di tempat-tempat hiburan malam, menjadi pemandu kakaroke, bahkan di antaranya ada yang melakukan bisnis sahwat.

Hal ini mengemuka dari investigasi Amunisi, beberapa beberapa waktu lalu di poros bisnis Jakarta hingga kota-kota besar di Pulau Jawa. Modus operandi yang dilakukan para Cungkok pria untuk berbisnis adalah dengan hanya menyewa mobil boks dan mempekerjakan sopir. Sopir tersebut sekaligus dijadikan sebagai pemandu jalan dan terkadang sebagai juru bicara.

Dengan mobil boks sewaan itulah para cungkok pria memasarkan barang-barang impor dari Tiongkok, seperti barang elektronik, alat-alat listrik, obat-obatan, mainan anak-anak dan barang-barang lainnya.

Setelah mengusai medan dalam penjajakan ke agen-agen yang ada di Jakarta dan Pulau Jawa, Akhirnya, sopir yang berjasa tadi pun diberhentikan alias dipecat. Mungkin hal itu harus dilakukan agar jejak dan identitasnya tidak diketahui orang banyak.

Cungkok yang menggelar bisnis dengan pasport turis seperti itu, biasanya terkonsentrasi pada lokasi-lokasi yang mudah dijangkau tapi bukan merupakan wilayah yang menjadi pantauan kepolisian dan aparat Pemda dan pihak Imigrasi.

Paling lama, mereka menetap tak lebih dari dua bulan.Kemudian berpindah-pindah lagi ke lokasi baru, ke rumah-rumah kontrakan untuk menghindari pantauan aparat terkait. Pada tahap ini, mereka mulai bisa mengucapkan kata-kata bahasa Indonesia, sehingga dapat diterima di lingkungan tertentu.

Mereka sering dijumpai di ruko wilayah Pangeran Jayakarta, Sunter Danau, Mangga Dua Harco, dan pusat pertokoan MDGB.

Cungkok-cungkok pria tersebut kini semakin menjamur tanpa tersentuh oleh aparat penegak hukum seperti bagian Pengawasan Orang Asing (POA) Polri dan Imigrasi. Termasuk petugas Operasi Yustisi Kependudukan (OYK).
Cungkok di Paragon
Sementara cungkok-cungkok wanita bertebaran hampir di tiap tempat hiburan di Jakarta, Medan, Manado serta kota-kota besar lainnya. Di Jakarta, salah satu yang termasuk paling mencolok adalah karaoke di Hotel Paragon, di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat.

Sejumlah pengunjung restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) di Hotel Paragon, Jalan Gajahmada, Jakarta Pusat mengaku risih melihat pemandangan mencolok mata yang dipertontonkan para cungkok yang diduga menjadi penghibur di karaoke hotel tersebut, Selasa (4/7) malam.

Para pengunjung terdiri dari orang dewasa dan anak-anak tersenyum getir melihat lebih dari lima wanita asal Tiongkok mengantri di depan kasir KFC denga pakaian serba terbuka.
“Tidak sepantasnya mereka berpakaian begitu di muka umum,” kata Sandry, warga Jalan Kejayaan, Tamansari yang saat itu mengajak keluarganya makan di KFC.

Wartawan Amunisi menyaksikan wanita ‘setengah bugil’ itu tertarik untuk mengetahui lebih jauh dari mana asal usul mereka, diam-diam mengikuti kemana perginya para wanita itu setelah mendapatkan bungkusan makanan yang dipesannya.

Keluar dari KFC, para wanita itu melangkah ke arah Apartemen Mediterania sekitar 200 meter dari Hotel Paragon. Para wanita cantik berkulit putih seperti ‘penampakan itu’ kemudian menaiki lift dan entah pergi ke lantai berapa.

Sumber Amunisi di sekitar Apartemen Mediteria mengatakan di apartemen ini memang banyak dihuni para wanita Tiongkok. Tak hanya saat bekerja, saat keseharianpun mereka suka berkeliaran di belakang apartemen dengan pakaian seronok. “Di sini ada musholah, kami juga tak enak melihat pemandangan seperti itu,” kata Nomo, warga setempat.

Amunisi kembali menelusuri kawasan Hotel Paragon. Ternyata di hotel tersebut memang ada tempat hiburan, yang para penghiburnya adalah wanita Cungkok, tak bisa menggunakan bahasa Indonesia.

Kondisi ini tentunya sangat memiriskan, karena tak hanya masalah eksor import barang yang berkasus dwelling time, tapi wanita yang diduga menjadi penyaji sahwat import juga kian marak di ibukota negeri ini, diduga tidak memiliki izin tinggal.

Kemewahan dan gemerlap tempat hiburan di Hotel Paragon menandakan pengunjung kebanyakan kelas menengah ke atas. Seorang pengunjung mengaku bernama Djocky Tappy Okha mengatakan wanita itu bertarif jutaan rupiah sekali kencan mendominasi tempat pengusaha yang juga pemilik hotel dan hiburan di kawasan Glodok, Jakarta Barat.

Pemilik hiburan malam ini sangat erat hubungannya dengan seorang peringgi yang memiliki jabatan strategis di pemerintahan Jokowi – JK, sehingga usaha untuk mendatangkan cewek import tak ada hambatan.

Nah, karena beking yang cukup kuat membuat pihak kepolisian dan pariwisata tak berdaya untuk melakukan tindakan yang diduga banyak penyimpangan, termasuk pelanggaran jam buka di kala bulan Ramadhan yang baru lalu.

Para cungkok yang berkeliaran di Hotel Paragon menurut informasi dikoornonir oleh seorang mami yang tak bisa berbahasa Indonesia. Aparat kepolisian dan pihak Imigrasi tentunya harus bersikap apakah mereka datang sebagai turis atau pelancong yang menyaru wanita penghibur.

Menjamurnya para cungkok baik laki-laki yang nyaris menguasai bisnis ritel maupun cungkok perempuan menguasai hiburan malam, menandakan aparat Imigrasi dan POA Polri ‘kecolongan’ atau terkesan membiarkan keberadaan cungkok tersebut.

Jika serius ingin menertibkan cungkok, kini saatnya pihak imigrasi dan Polri bekerjasama dengan Aparat Pemda untuk melakukan operasi penertiban, misalnya di Apertemen Mediterania.

“Kalau aparat serius, tak perlu repot-repot. Berdiri saja di depan Apartemen Mediterania, dalam sejam bisa menangkapi puluhan cungkok. Selanjutnya melihat ke hotyel Paragon, pasti mendapat banyak cungkok. Persoalannya, seriuskah petuga?” kata warga Jalan Ketentraman, dekat apartemen.

Warga itu mengatakan sangat tidak adil bila Tim Operasi Yustisi hanya mengejar-ngejar pendatang dari negeri sendiri. “Aneh ya.. kok aparat tak melakukan razia terhadap cungkok,” tegas warga

0 komentar:

Posting Komentar

Related image