Bagaimana TikTok menggebrak Dunia dan Bagaimana cara kita memanfaatkannya?
Alhamdulillah, kali ini Dewi berkenalan dengan salah satu wartawan di media nasional yang sangat tertarik di dunia telekomunikasi dan pendidikan. Siapa ya kira-kira?
Beliau adalah Ferry Fadhlurrahman. Kali ini kak Ferry akan menceritakan kisah Bagaimana TikTok Menggebrak Dunia, herannya pada zaman 2018 tuh kan sudah sempat naik daun ya, lalu kenapa tiba-tiba bisa menghilang dan sekarang kembali dengan gebrakannya yang semakin viral dan dengan mudahnya kita bisa melanjutkan share video dari tik-tok.
Yuk kita baca tulisan kak Ferry Fadhlurrahman : “Bagaimana TikTok Menggebrak Dunia dan Bagaimana Kita Bisa Memanfaatkannya.”
Akhir-akhir ini dunia sosial media dikagetkan dengan berita booming-nya satu sosial media TikTok, padahal jika kita kembali ke masa tahun 2018 dan 2019 TikTok adalah sosial media yang pasti kena nyinyir. Selain karena adanya TikTok ‘artist’ dan juga video-video cringe yang ditayangkan membuat aplikasi ini reputasi yang cukup buruk di Indonesia. Tapi di 2020, TikTok adalah seorang Rising Star. Everybody use TikTok.
Di era digital, TikTok jelas pemain baru. Dibandingkan dengan Facebook, Twitter, dan Instagram, TikTok masih anak bawang. Baru meluncur pada 2016, hingga saat ini TikTok sudah didownload lebih dari 1 miliar orang.
Awal Meledak TikTok di Dunia
Jika kita menjajaki cikal bakal dari meledaknya TikTok, kita harus berbicara Musical.ly. Musical.ly yang meluncur pada 2014 bisa dibilang sebagai prototipe dari TikTok. Bytedance, perusahaan pemilik TikTok, mengetahui potensi dari Musical.ly dan membelinya. Hingga akhirnya jadilah TikTok yang sebagaimana kita ketahui.
Yang menjadikan TikTok lebih sukses dari sosial media video based lainnya, ia mempunyai platform hampir mirip seperti Instagram. Lengkap dengan followers, likes, komen, dan pengguna bisa berjelajah dengan jutaan video yang ada di platform tersebut.
Kesempatan Baru untuk Para Kreatif dan Digital Marketer
TikTok memberikan kesempatan untuk para kreatif yang tidak dapat mendapatkan platform yang pas untuk memposting video. Twitter dan Instagram memang mempunyai hal tersebut, tapi tidak seluas dan selengkap TikTok. Membuat posisi TikTok sebenarnya sangat ideal untuk jadi sebuah newcomers yang bisa bertahan lama.
Di era Micro Influencers, TikTok juga jadi primadona untuk brand-brand besar untuk melakukan marketing. Ambil contoh Calvin Klein, Sony, dan FIFA sudah mencoba bekerja dengan influencer-influencer untuk melakukan marketing campaigns di TikTok.
Brand-brand kecil pun mencoba peruntungan untuk meningkatkan brand awareness mereka di platform tersebut. Ambil contoh brand fashion partneran dengan TikTok di campaigns #InMyDenim. Tagar tersebut viral bahkan hingga ke platform-platform lain.
Viral di TikTok, Viral di Platform Lain
Yang menjadi unik di TikTok adalah ketika user menjadi viral di TikTok, ada kemungkinan besar video yang sama viral di Instagram, Facebook, maupun Twitter. Alasannya karena banyak fitur-fitur di TikTok yang tidak ada di ketiga sosial media tersebut.
Ini juga memberikan kesempatan yang lebih banyak juga untuk para content creator, creative, dan brand di luar sana. Selama mereka content yang dihasilkan original, lucu, informatif, dan bagus kemungkinan untuk viral tersebut sangat besar terjadi.
Terimakasih kak Fery sungguh informatif sekali, kalian mau buat content yang menarik juga?
Teman-teman jangan lupa jika membuat Tik Tok buatlah konten menarik seperti di atas ya.
Nah, kalau inget Dewi dulu sempat ikutan main Tik Tok loh!Jadi enggak hanya hobi ((fotografi )) saja sih, hihihi.
Gemes lihat anak-anak yang begitu lucu, hihihi ….
Kalau dulu Dewi memanfaatkan TikTok untuk hiburan, sekaligus melihat massa followers Dewi dari jumlah tayangan. Pada tahun 2017, Dewi baru mulai aktif promosiin akun media sosial dan blog curhatanaksekarang.wordpress.com ke klien, jadi mereka setidaknya melihat pergerakan postingan Dewi baik dari foto dan video.
Kalau sahabat sudah pernah main TikTok?
0 komentar:
Posting Komentar