Itulah salah satu lagu yang kerap kamu nyanyikan kala berada di bangku
sekolah dasar hingga atas. Kamu tentu masih ingat dong, 14 Agustus
diperingati sebagai Hari Pramuka.
Saat ini, Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Namun,
tahukah kamu, aktivitas kepanduan ini punya sejarah dan fakta-fakta unik
juga loh.
Hari Pramuka diperingati di seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka setiap tahunnya, sejak 14 Agustus 1961.
1. Nama berbeda di berbagai negara, namun artinya tetap sama
Di Indonesia, kepanduan dinamai "Pramuka." Nama kepanduan ini berbeda di setiap negara, namun uniknya memiliki makna yang sama.
Di Malaysia dan Brunei Darussalam misalnya, pramuka dinamakan
Persekutuan Pengakap. Di Lithuania, nama pramuka berganti menjadi
Skautija. Bahkan di negara Komoro, pramuka dinamai Wezombeli.
2. Lambang WOSM, bendera pandu dunia dari Bapak Pramuka Internasional
Pernahkah kamu bertanya-tanya lambang berwarna ungu menampilkan kelopak
bunga berwarna putih di baju pramuka? Nah, lambang tersebut merupakan
simbol Pramuka Dunia atau World Organization of the Scout Movement
(WOSM).
Lambang ini sendiri telah digunakan oleh Baden Powell yang dikenal
sebagai Bapak Pramuka Dunia untuk disematkan kepada 22 anak laki-laki
yang ikut berkemah pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 di Pulau Bwonsea. Sejak
saat itulah, seluruh gerakan pandu di dunia memakai simbol tersebut
pada pakaian mereka.
3. Raja Kesultanan Yogyakarta jadi Bapak Pramuka Indonesia
Baden Powell adalah Bapak Pramuka Dunia, sementara Sri Sultan
Hamengkubuwono IX merupakan Bapak Pramuka Nasional. Ada alasan mengapa
Gubernur Yogyakarta masa bakti 4 Maret 1950 hingga 2 Oktober 1988 ini
mendapat gelar tersebut.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX dinilai dapat mempersatukan gerakan pramuka yang ada di Indonesia pada masa 'kepanduan'
Tanggal 14 Agustus 1961 adalah titik puncaknya. Selain pemberian
anugerah Panji Kepramukaan, pada saat yang bersamaan juga diadakan
pelantikan Kwarnas (Kwartir Nasional). Sri Sultan Hamengkubuwono IX
menjadi Ketua Kwarnas pertama dan menandai era gerakan pramuka
Indonesia.
4. Tunas Kelapa, lambang Pramuka asli Indonesia
Lambang pramuka di Indonesia adalah tunas kelapa. Meski tampak berbeda,
ada filosofi yang mendalam dari lambang tersebut yang diperkenalkan oleh
Sumardjo Armodipuro.
Tunas kelapa yang tumbuh menyiratkan pramuka sebagai inti dari
kelangsungan bangsa yang lahir dari generasi penerus. Kelapa yang kuat
diartikan sebagai anggota Pramuka yang kuat dan gigih.
Pohon kelapa yang dikenal punya akar kokoh dan batang yang tinggi
mengandung makna bahwa anggota pramuka punya dasar yang kuat dan
cita-cita tinggi. Buah kelapa yang serbabisa diartikan bahwa Pramuka
berguna bagi bangsa dan negara.
5. Jambore
Aktivitas Pramuka tak lengkap rasanya bila tidak mengadakan perkemahan,
termasuk Jambore. Perkemahan berskala besar ini kerap diadakan di
tingkat nasional maupun dunia.
Meski zaman telah berganti, Jambore tetap masih eksis hingga kini meski
telah berusia 99 tahun sejak pertama kali digelar di Inggris pada 1920
silam.
6. Tema Pramuka tahun ini berkaitan dengan COVID-19
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso (Buwas)
mengatakan, tema Hari Pramuka yang menunjukkan kepedulian terhadap
penanganan COVID-19 merupakan perwujudan semangat untuk membantu
menanggulangi bencana akibat wabah tersebut.
"Tema tersebut adalah perwujudan dari semangat para pramuka untuk ikut
membantu menanggulangi bencana COVID-19 yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar bangsa Indonesia, juga di seluruh dunia," kata
Buwas melalui keterangan pers pada Rabu 12 Agustus 2020 seperti dikutip
dari ANTARA.
Buwas mengatakan, banyak kwartir dan gugus depan melakukan kegiatan dan
pelatihan secara daring untuk terus meningkatkan kecakapan hidup pramuka
dan menjalin silaturahmi dengan pramuka di dalam dan luar negeri.
“Kegiatan penanggulangan wabah penyakit tersebut merupakan bukti
eksistensi bahwa Gerakan Pramuka menjadi bagian penting dalam upaya bela
bangsa dan negara kita tercinta," ujarnya.
Kwartir Nasional berharap, rencana revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka dapat terus dilanjutkan oleh DPR dan
pemerintah.
Undang-undang hasil revisi tersebut diharapkan dapat menangkap kebutuhan
masa kini dan masa depan, yang pada akhirnya mampu menjadikan Gerakan
Pramuka sebagai organisasi yang lebih mandiri dan bermanfaat bagi
seluruh masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar