Mendengar nama jenis reptil yang satu ini memang membuat bulu kuduk berdiri. Bagaimana tidak sejarah mengatakan bahwa ular merupakan salah satu hewan yang paling berbahaya di dunia. Tubuhnya yang menyerupai selang, bersisik, licin dan mampu menyerang dengan sekejap mata dengan racun mematikan membuat manusia jarang mendekati atau bahkan menghindari hewan satu ini. Malah kebanyakan manusia akan membunuh ular tersebut apabila bertemu. Berikut jenis spesies ular yang ditakuti karena racun yang dihasilkan mampu membunuh mangsanya dengan sangat cepat
Fierce Snake or Inland Taipan
Ular yang dikenal dengan nama latin Oxyuranus microlepidotus terdapat di benua Australia. Panjang ular ini antara 1,8 - 2,5 meter. Ular ini dinobatkan sebagai ular paling berbisa di dunia. Bayangkan dengan hanya sekali gigitan ular ini mampu mengeluarkan 44 - 110 mg yang racunnya mampu membunuh 110 orang manusia dewasa atau 250.000 tikus atau setara dengan dosis racun 50 kali ular jenis King Cobra. Namun ular ini sangat pemalu dan biasanya mengelak bertemu dengan hewan lain atau manusia, kecuali jika diancam.
Australian Brown Snake
Ular dengan nama latin Pseudonaja textilis ini berhabitat di Benua Australia, Papua Nugini, dan Indonesia. Panjang ular ini antara 1,1 - 2,1 meter dan beraktifitas di siang hari. Setiap gigitan ular ini mengeluarkan sekitar 2 - 10 mg racun yang artinya mampu membunuh sekitar 100 - 200 orang per gigitan. Gejala yang ditimbulkan oleh racun ini yaitu pusing, diare, kelumpuhan, gagal jantung, bahkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat.
King Brown Snake
Habitat ular dengan nama latin Pseudechis australis ini tersebar di Benua Australia. Ular King Brown tercatat sebagai ular berbisa terpanjang di dunia dengan panjang 2,5 - 3 meter. Ular paling berbisa urutan ketiga ini mampu menyuntikkan racun sampai 150 mg dengan sekali gigitan, yang mana dosisnya dapat membunuh 100 orang. Sifat racunnya bersifat myotoxin yaitu melumpuhkan mangsa. Jika manusia tergigit harus segera ditangani dengan cepat dan diberi penawar racun.
Saw Scaled Viper
Habitat ular dengan nama latin Echis carinatus ini tersebar di kawasan yang kering dan banyak terdapat di Afrika, Timur Tengah, Pakistan, India dan Sri Lanka. Panjang ular ini berkisar 38 - 80 cm dan aktif pada malam hari. Dalam satu kali gigitan ular ini mampu menyuntikkan racun antara 12 - 18 mg, dimana 5 mg mampu membunuh seorang manusia dewasa dalam waktu 12 - 24 jam setelah tergigit. Anti racun untuk ular jenis ini pun sangat langka bahkan beberapa laporan mengatakan persentase kematian orang yang tergigit mencapai 20%.
Many Banded Krait
Habitat ular dengan nama latin Bungarus multicinctus ini tersebar di China, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Di Indonesia ular ini sering dikenal dengan nama ular weling, ular belang, ular warakas. Panjang ular ini 1 - 1,85 meter dan mampu menyuntikkan racun 4,6 - 19,4 mg per sekali gigitan. Gejala yang ditimbulkan apabila tergigit oleh ular ini yaitu terasa gatal dan mati rasa di daerah sekitar gigitan. Sekitar 1 - 6 jam kemudian korban akan merasa sesak nafas, pengelihatan yang kabur, sakit di sekujur badan, kehilangan suara, dan apabila dibiarkan dapat menyebabkan kematian. Seorang dokter di Myanmar dilaporkan meninggal 29 jam setelah tergigit. Beberapa laporan bahkan menyatakan bahwa tingkat kematian korban mencapai 75 - 100%.
Tiger Snake
Habitat dengan ular paling berbisa keenam dengan nama latin Notechis scutatus ini tersebar di selatan dan barat Benua Australia. Panjang ular ini berkisar 0,9 - 2,9 meter dan ular ini aktif di malam hari saat suhu udara hangat. Gigitan ular ini dapat mengakibatkan kesemutan, mati rasa, dan berkeringat, kesulitan bernapas dan kelumpuhan. Beberapa laporan mengatakan bahwa tingkat kematian korban ular Tiger Snake ini mencapai 40 - 60%.
Black Mamba
Sesuai dengan namanya yang melegenda, ular berwarna khas hitam di mulut dengan nama latin Dendroaspis polylepis merupakan ular yang paling mematikan di dunia urutan ketujuh. Habitat ular ini berada di Benua Afrika dan mempunyai panjang 2 - 3 meter. Kecepatan ular Black Mamba dapat mencapai 16 km/jam dan ketika menyuntikkan racun antara 100 - 120 mg per gigitan. Korban yang tergigit akan lumpuh dalam waktu 45 menit dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu 7 - 15 jam apabila tidak mendapat perawatan segera.
King Cobra
Satu lagi ular yang namanya sudah melegenda dan dikenal luas di Indonesia, King Cobra (Ophiophagus hannah). Habitat ular ini terdapat di kawasan Asia Timur dan Tenggara termasuk Indonesia. King Cobra termasuk tipe ular yang agresif dan bahkan dapat memangsa ular lain yang lebih kecil. Seekor King Cobra dapat menyuntikkan racun antara 200 - 500 mg per gigitan yang cukup membunuh seekor gajah dalam waktu 1 jam. Ketika sesorang dipatuk oleh King Cobra gejala gigitan ular menyebabkan kelumpuhan, sakit yang luar biasa di seluruh tubuh, pandangan yang kabur, dan dibutuhkan antitoxin dalam jumlah yang besar untuk menangkal racun tersebut. Beberapa laporan tingkat kematian korban gigitan King Cobra mencapai 28%.
Death Adder
Di urutan kesembilan ular paling mematikan di dunia yaitu Death Adder (Acanthophis antarcticus). Habitat ular ini terdapat di Timur dan Selatan Australia dan memiliki panjang 70 - 100 cm. Ular ini dapat menyerang dengan cepat dan setelah korban terkena gigitan ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Reaksi racun Death Adder sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian jika dalam waktu 6 jam seseorang yang terkena gigitan tidak mendapat perawatan.
.
Mojave Rattlesnake
Ular yang paling berbahaya di dunia yang urutan ke sepuluh dikenal di dengan nama Rattlesnake atau ular derik (Crotalus scutulatus). Ular ini mempunyai panjang 100 - 138 cm dan dikenal karena kemampuannya mengeluarkan suara dari ekornya ketika merasa terancam. Gejala setelah tergigit ular derik sesorang akan merasa kesulitan menelan dan berbicara, pandangan kabur, kelumpuhan otot, kesulitan dan kegagalan bernafas. Tingkat kematian yang disebabkan oleh ular ini antara 5 - 20%.
0 komentar:
Posting Komentar