Untuk kamu penggemar film, serial, bahkan sejarah India, kamu pasti tidak asing dengan nama Ashoka. Ashoka adalah penguasa ketiga dari Kekaisaran Maurya yang terkenal karena penolakannya terhadap peperangan, pengembangan konsep dhamma, dan peran aktif dalam promosi agama Buddha. Di bawah kepemimpinan Ashoka pula, Kekaisaran Maurya membentang dari Iran saat ini hingga hampir seluruh anak benua India.
Untuk tahu lebih dalam seputar Ashoka, yuk, simak penjelasan berikut ini.
1. Latar belakang Ashoka
Tanggal lahir dari Ashoka tidak diketahui. Menurut laman Ancient History, suatu sumber menyebutkan Ashoka diperkirakan sebagai salah satu dari seratus putra Bindusara, sementara sumber lain menyebutkan Ashoka adalah putra kedua dari empat bersaudara.
Kakak laki-lakinya, Susima, adalah pewaris dan putra mahkota, sedangkan peluang Ashoka untuk mengambil alih kekuasaan sangat tipis karena ayahnya lebih condong kepada Sushima.
Kemudian, terdapat perbedaan pendapat mengenai nama dari ibu Ashoka. Suatu sumber mengatakan ibunya adalah Subhadrangi, tetapi di teks lain dikatakan ibunya bernama Dharma. Subhadrangi atau Dharma digambarkan sebagai putri dari seorang dari kasta Brahmana. Ada yang menyebut bahwa Dharma adalah istri utama Bindusara dan ada juga yang menyebut statusnya lebih rendah.
2. Selama hidupnya, Ashoka banyak mendapatkan pengajaran yang dibuat oleh Chanakya
Ashoka tumbuh sebagai anak yang berpendidikan tinggi, terlatih dalam seni bela diri, dan banyak mendapatkan pengajaran dari Artashastra. Artashastra adalah sebuah risalah yang mencakup ekonomi, strategi militer, politik, dan ilmu pemerintahan, yang dibuat oleh Chanakya. Chanakya sendiri merupakan brahmana yang memilih dan melatih Chandragupta untuk menjadi raja dan kemudian menjadi perdana menteri Chandragupta.
Ketika Ashoka berusia sekitar 18 tahun, dia dikirim dari ibu kota Pataliputra ke Takshashila untuk memadamkan pemberontakan. Menurut laman Ancient History, legenda menyebutkan bahwa Bindusara memberi putranya sebuah pasukan tetapi tanpa senjata. Senjata-senjata itu kemudian disediakan dengan cara-cara supernatural.
3. Ashoka melakukan penaklukan melalui pesan-pesan damai dan toleransi
Ashoka merupakan cucu dari Chandragupta Maurya, pendiri dari dinasti Maurya. Dikutip dari laman National Geographic, Ashoka membawa Kekaisaran Maurya ke wilayah geografis terbesarnya dan kekuatan penuhnya tanpa melalui kekerasan yang menandai awal pemerintahannya. Sebaliknya, ini merupakan hasil dari pesan toleransi dan nonkekerasan sesuai dengan ajaran Buddha yang ia sebarkan ke seluruh kekaisaran.
Delapan tahun setelah merebut kekuasaan atau sekitar tahun 270 SM, Ashoka memimpin misi penaklukan Kalinga di timur tengah India. Sayangnya, penaklukan tersebut menyebabkan sekitar 100 hingga 300 ribu nyawa melayang. Hal ini menimbulkan dampak emosional yang luar biasa pada Ashoka.
Akibatnya, Ashoka memutuskan untuk meninggalkan penaklukan militer dan bentuk kekerasan lainnya, termasuk kekejaman terhadap hewan. Ia menjadi pelindung Buddhisme yang mendukung munculnya doktrin di seluruh India bahkan ke beberapa negara di luar India.
4. Ashoka menjadi pemimpin yang mengedepankan kesejahteraan dan keadilan bagi rakyatnya
Sebagai seorang pemimpin, Ashoka berbagi pandangannya seputar kehidupan melalui dekret yang diukir di batu dan pilar yang diletakkan di situs ziarah dan rute perdagangan yang ramai di berbagai negara, dilansir laman National Geographic. Dekret ini disebut menjadi salah satu tulisan paling awal dalam sejarah India. Tulisan ini juga tidaklah ditulis dalam bahasa Sanskerta yang menjadi bahasa resmi di India, melainkan dalam dialek lokal agar lebih mudah dipahami masyarakat luas.
Ashoka juga mengadopsi kebijakan yang mendukung penghormatan dan toleransi bagi orang-orang yang berbeda agama. Ia juga mendesak agar individu memiliki kemurahan hati, kesalehan, keadilan, dan belas kasih. Kadang, Ashoka juga melakukan tur keliling kerajaan untuk melihat bagaimana dekretnya dipenuhi dan memastikan kesejahteraan rakyatnya. Ia juga memerintahkan para menterinya untuk menyediakan obat-obatan dan rumah sakit untuk manusia dan hewan.
5. Ashoka banyak mendedikasikan hidupnya dengan memberikan pelayanan kepada ajaran Buddhisme
Selama hidupnya, Ashoka terus memberikan pelayanan kepada ajaran Buddhisme. Menurut laman Britannica, Ashoka telah membangun sejumlah stupa beserta biara dan pilar di mana ia menuliskan pemahamannya tentang doktrin agama. Ashoka juga mengambil tindakan tegas untuk mencegah perpecahan di dalam sangha dan meresepkan kursus studi kitab suci untuk penganutnya.
Dalam Mahavamsa, yang memuat sejarah Sri Lanka, disebutkan bahwa Ashoka dengan antusias mengirim putra dan putrinya sendiri sebagai misionaris ke Sri Lanka. Sebagai hasil dari perlindungan Ashoka, agama Buddha, yang kala itu merupakan sekte kecil yang terbatas pada daerah tertentu, menyebar ke seluruh India dan kemudian ke luar perbatasan negara.
Kisah hidup Ashoka begitu menarik dan penuh nilai positif bukan? Tak heran jika kisahnya kemudian dijadikan inspirasi bagi film maupun serial India.
0 komentar:
Posting Komentar