Powered By Blogger

Jumat, 11 Desember 2020

4 Cabor Olimpiade yang Dianggap Aneh dan Kontroversial

Dimulai sekitar tahun 776 SM, olimpiade di Yunani kuno menampilkan satu cabang olahraga baru yang disebut stadion (lomba lari). Kemudian kebih banyak cabor ditambahkan pada pagelaran berikutnya, baik itu tinju; gulat; pancration (bentuk seni bela diri campuran); pentathlon (kombinasi antara javelin, discus, gulat, lompat jauh dan stadion); dan pacuan kuda.  

Di Athena, Yunani, pada tahun 1896, 0limpiade modern pertama pun digelar. Jumlah cabornya semakin banyak. Tak kurang 43 pertandingan dilangsungkan dari 9 cabang olahraga berbeda.  

Tentu saja, seiring waktu, jumlah cabor itu terus bertambah. Bagaimanapun, tidak semuanya disambut dengan positif. Beberapa cabor baru justru mengundang banyak pertanyaan dan perdebatan. Tidak jarang, Olimpade juga menampilkan cabang olahraga yang aneh. 

Tarik tambang


Inggris adalah juara bertahan olimpiade cabang Tug of War atau tarik tambang. Rekor mereka masih tak tergoyahkan hingga sekarang. 

Jumlah anggota dalam sebuah tim bervariasi selama bertahun-tahun, tetapi tujuannya tetap sama: untuk menarik lawan sejauh enam kaki (1,82 meter). Jika target itu gagal, sebuah tim dinyatakan menang jika menarik diri lebih jauh (ketimbang lawannya) setelah waktu habis (5 menit).  

Pada Olimpiade Paris tahun 1900 acara tersebut dimenangkan oleh tim gabungan Swedia-Denmark. Pada Olimpiade 1908, Inggris menikmati hat-trick medali, dengan posisi ke-1 sampai ke-3 ditempati oleh perwakilan kepolisian dari berbagai kota di negara itu.  

Cabor Tug of War tahun 1900 itu pun sempat dihiasi kontroversi, saat tim Amerika Serikat (AS) mengundurkan diri dari kompetisi. Perwakilan AS protes terhadap kecurangan sepatu bot yang dipakai oleh para polisi dari Liverpool (perwakilan Inggris). Sayangnya, protes ini ditolak oleh komite. 

Empat tahun kemudian di Stockholm, Inggris kalah dari Swedia, ketika mereka didiskualifikasi karena dinilai terlalu sering menahan tali dengan posisi duduk. Tetapi Inggris mendapatkan kembali gelar mereka untuk terakhir kalinya di Antwerp, Belgia, pada tahun 1920. 

Kriket

Cabang olahraga kriket pernah tampil dalam satu-satunya penampilan di Olimpiade Paris pada tahun 1900. Empat tim mengikuti kompetisi cabor ini. Tetapi, ketika Belanda dan Belgia mengundurkan diri, partai final langsung diserahkan kepada Inggris dan Prancis. 

Permainan pun berlangsung di Vincennes Velodrome yang berkapasitas 20.000 penonton. Menurut satu catatan, para penonton sebetulnya hanya terdiri dari beberapa polisi.  

Tak mengejutkan bahwa pertandingan final ini dimenangkan oleh Inggris. Toh, tim yang diturunkan Inggris tidak terdiri dari para pemain yang dipilih secara acak nasional. Tim kriket nasional Inggris ialah tim lokal yang sudah terbentuk sebelumnya, yakni dari Devon dan Somerset Wanderers. Mereka sudah kompak, bahkan sebelum olimpiade dimulai. 

Berenang di bawah air

Mungkin ini adalah cabor yang paling tenang untuk ditonton, dalam sejarah olimpiade. Tak ada suara gaduh dari para peserta.  

Kompetisi berenang di bawah permukaan air berlangsung di Sungai Seine; dan Charles de Vandeville, perwakilan tuan rumah Prancis, berhasil menjuarai perlombaan ini. Ia menyelam dan berenang di bawah permukaan air sejauh 60 meter dalam kurun waktu 1 menit 8,4 detik.  

Adapun pesaing asal Denmark, Peter Lykkeberg, berhasil berenang di bawah permukaan air selama satu setengah menit. Namun, karena ia tidak mencapai jarak 60 meter, Lykkeberg harus puas finis di posisi ketiga dalam Olimpiade Paris pada tahun 1900. 

Kapal boat 

Lomba kapal boat menjadi satu-satunya cabor bermotor yang pernah diselenggarakan dalam Olimpiade 1908. Sebuah kapal diharuskan melaju menyelesaikan 3 putaran dari lintasan sejauh 64,37 kilometer, di sekitar estuari Southampton Water. Bagaimanapun, angin kencang memaksa pembatalan enam dari sembilan balapan yang direncanakan.  

Inggris, selaku tuan rumah, sempat dipercaya akan menjuarai ajang ini tanpa kesulitan. Tetapi, treble (3 kemenangan) Inggris yang diharapkan ternyata tidak terwujud.  

Pada kelas terbuka satu kapal non-Inggris menjuarai balapan tersebut. Sementara Camille, dari Prancis, pun melaju sendirian setelah kapal milik Duke of Westminster, Wolseley-Siddeley, kandas.

0 komentar:

Posting Komentar

Related image