Powered By Blogger

Jumat, 11 Desember 2020

Fakta Siamang, Primata Paling Akrobatik Dengan Suaranya yang Khas

Siapa yang tak terkesan dengan siamang? Primata yang bergantung dan berayun dari satu pohon ke pohon lainnya dengan lengan panjang sehingga menampilkan pertunjukkan yang menarik. Siamang adalah spesies owa-owa terbesar dan memiliki bulu paling gelap. Dilansir dari situs The Animal Facts dan San Diego Zoo, berikut fakta siamang, primata paling akrobatik dengan suaranya yang khas. 

Habitat dan pola makan

Siamang (Symphalangus syndactylus) hidup di antara dedaunan pohon tropis di Indonesia dan Malaysia. Bahkan, primata itu mampu bergantungan pada ketinggian 25 hingga 30 meter. Bulunya cenderung berwarna hitam, baik jantan maupun betina.  

Siamang tak memiliki ekor seperti beberapa primata lainnya, tetapi uniknya hewan memiliki kantung tenggorokan besar berwarna abu-abu atau merah muda. Kantung tenggorokkan akan otomatis mengembang saat siamang bersuara.  

Tidak seperti kera besar, siamang tidak membangun sarang. Hewan yang memiliki harapan hidup hingga 30 tahun ini tidur sambil duduk tegak di cabang pohon sendiri, tetapi sering ditemukan meringkuk bersama dengan individu lain.  

Lengan yang lebih panjang daripada kaki memungkinkan kera gondok ini dengan bebas melakukan gerakan akrobatik berpindah dari satu cabang pohon ke pohon lain. Pergerakkan sambil mengayunkan tubuh untuk membantu tangan lebih mudah memegang landasan berikutnya.  

Lengan ekstra panjang itu dapat memindahkan seluruh tubuh hingga jarak tiga meter dalam satu ayunan. Jika siamang sedang tidak berayun, hewan akan berjalan di sepanjang cabang dengan tangan terentang untuk membantu menjaga keseimbangan.  

Makanan siamang di alam liar biasanya berbagai macam buah-buahan. Sesekali hewan menjadi karnivora untuk kebutuhan protein dengan menyantap burung kecil atau telurnya, laba-laba, hingga serangga. 

Tingkah laku dan keluarga

Siamang dapat berjalan hingga 1,6 kilometer di alam liar dalam sehari. Primata itu memiliki kedekatan yang sangat erat dalam satu keluarga. Bahkan dalam kegiatan sehari-hari, masing-masing siamang hanya berjarak sekitar 10 meter. Ikatan sosial ini diperkuat oleh perawatan timbal balik di antara anggota keluarga.  

Kebanyakan pasangan siamang tinggal bersama seumur hidup. Satu keluarga biasanya terdiri dari satu jantan dewasa dan satu betina dewasa, bersama dengan dua atau tiga keturunan yang hanya berjarak dua atau tiga tahun. Setiap satu kali melahirkan, kebanyakan betina hanya menghasilkan satu bayi yang menempel pada perut ibunya. 

Sang ayah melakukan bagiannya dalam membesarkan bayi dan mengambil alih perawatan harian ketika anak berusia sekitar satu tahun. Hal ini jarang ditemukan pada primata lainnya. Anak muda itu disapih di awal tahun kedua. Siamang muda tinggal bersama keluarga hingga lima sampai tujuh tahun, kemudian berpisah untuk mencari pasangan dan membentuk keluarga sendiri.  

Panggilan Siamang memang legendaris. Suara S. syndactylus yang nyaring dibantu oleh kantung tenggorokan yang dapat mengembang sebelum mengeluarkan panggilan. Suara yang menggelegar ini dapat didengar hingga sejauh 3,2 kilometer di hutan. Panggilan juga digunakan untuk menandakan wilayah kekuasaan, di mana bisa mencapai luas 20 hektar. 

Pada pagi hari, betina dewasa memulai teriakan teritorial yang diikuti dengan individu lain. Panggilan satu sama lain dapat berlangsung selama 30 menit. Jantan dan betina yang berpasangan juga berduet. Bahkan, setiap dua sejoli menciptakan suara panggilan yang unik. Musim kawin biasanya terjadi pada bulan Mei hingga Juli. 

Status konservasi

Siamang terdaftar sebagai spesies terancam punah. Alasan utama disebabkan oleh perusakan habitat dengan penebangan untuk pembangunan dan pertanian. Selain itu, banyak siamang dewasa dibunuh agar anak-anaknya diperjualbelikan pada perdagangan hewan ilegal.  

Salah satu cara terbaik untuk melindungi habitat siamang adalah dengan kegiatan mendaur ulang. Produk seperti kaca dan aluminium dibuat dari unsur-unsur yang hanya didapatkan di tanah hutan tropis. Selain itu, mengurangi penggunaan kertas juga akan membantu mengurang pembabatan hutan liar.

0 komentar:

Posting Komentar

Related image