Mungkin terdengar mustahil jika masih ada tempat yang bebas polusi di tengah era pemanasan global seperti saat ini. Namun, ternyata sebuah desa di Belanda bernama Giethhoorn menjadi desa paling bebas polusi di dunia.
Desa yang berada di Belanda bagian utara ini sering disebut sebagai “Venice of the Netherlands” alias Venice-nya Belanda. Giethoorn yang terletak di Provinsi Overijssel, Belanda menjadi desa bebas kendaraan bermotor bahkan nyaris tanpa jalan raya.
Dilansir Bussiness Insider, dengan tatanan hidup serba bebas karbon ini membuat Giethoorn mendapat predikat sebagai desa terbersih di dunia oleh National Geographic di tahun 2019. Hampir seluruh kegiatan di Giethoorn tidak menggunakan kendaraan bermotor.
Setiap hari, sekitar 2.600 penduduk desa ini hanya menggunakan sepeda, berjalan kaki, kano, atau menyewa perahu saat sedang beraktivitas sehari-sehari. Awalnya tak ada yang tahu keberadaan desa sejuk ini. Maklum saja, Giethoorn dibangun oleh sekelompok buronan dari Laut Mediterania.
Namun, setelah pemandangan hijau dan asrinya muncul dalam film Fanfare yang dibuat oleh Bert Haanstra, Giethoorn mulai dikenal oleh dunia luar dan mulai banyak didatangi wisatawan.
Tidak ada jalan raya di Desa Giethoorn, yang ada hanya kanal dan jalan yang tidak terlalu luas untuk pejalan kaki. Setiap harinya, penduduk Giethoorn biasa menggunakan kanal sepanjang 4 kilometer ini sebagai akses utama.
Kanal ini pun menyambungkan setiap tempat di desa yang berpenduduk sekitar 2.620 orang. Air yang jernih dan kiri-kanan yang berhiaskan pohon rindang menjadi teman selama perjalanan wisata kamu di sini. Desa yang mendapat julukan 'Venesia dari Belanda' ini pun menjadi salah satu wisata populer di Negeri Kincir Angin.
Saat memasuki desa yang berada sekitar 5 km barat daya dari Steenwijk ini, kamu harus meletakkan kendaraan di luar desa. Sebenarnya, ada dua jenis kendaraan yang bisa digunakan di sini, yaitu sepeda atau transportasi air.
Bukan hanya kanal, Giethoorn juga punya hamparan pedesaan yang membuat wilayah ini memiliki udara yang baik di dunia. Selain itu, wilayah ini benar-benar tidak memiliki asap kendaraan, pabrik, atau rokok di sini.
Kerennya lagi, paras Giethoorn terlihat semakin elok karena tak ada sampah sama sekali yang berserakan di pelatarannya. Rumah-rumah pertanian dari abad ke-18 dengan beratapkan jerami masih ada sampai saat ini. Seperti di Italia, rumah-rumah di Giethoorn dihubungkan oleh sungai, sehingga warga menggunakan perahu sebagai sarana mobilitas utama.
Tak hanya rumah-rumah warga, terdapat juga fasilitas lain layaknya desa pada umumnya, seperti restoran, toko-toko, dan lain-lain. Yang membuat Giethoorn dinobatkan sebagai salah satu desa paling bersih di dunia adalah udaranya yang bebas polusi dan air yang bersih dari limbah.
Rumah-rumah berjajar dengan rapi dan teratur. Tidak ada sampah yang berserakan sejauh mata memandang. Desa ini juga ditumbuhi tanaman hias dan pepohonan yang semakin mempercantik lingkungan. Selain bebas dari polusi udara dan air, desa ini bahkan menggunakan whisper boat untuk mengurangi kebisingan.
Di Giethoorn tidak ada bunyi klakson atau deru kendaraan yang membuat pendengaran kamu terasa bising. Pesona pedesaan ini benar-benar menyita perhatian wisatawan, khususnya masyarakat Jakarta yang selama ini dikepung polusi udara.
Kebiasaan hidup bebas polusi ini juga berlaku bagi wisatawan yang berkunjung ke Giethoorn. Jika wisatawan ini bepergian, mau tak mau mereka harus menyewa pesiar mini dan menjelajahi perairan.
Wisatawan bisa juga berkeliling sendiri menggunakan perahu atau kano dan menikmati makan siang atau malam di restoran yang berada di pinggir kanal.
Meski demikian, penduduk sekitar mengaku mulai risih dengan perilaku wisatawan yang berkunjung ke wilayah mereka. Warga bahkan menulis surat kepada pemerintah kota, menuntut tindakan segera terhadap wisatawan yang mengganggu atau melanggar aturan tatanan kota yang menyebabkan kanal tersebut kotor.
0 komentar:
Posting Komentar