Begitu banyak ihwal yang bisa kita bicarakan tentang Mesir kuno. Segalanya selalu menarik untuk ditelusuri, mulai dari soal tradisi mumifikasi sampai cerita kutukan di makam raja-raja; dan dari yang bersifat fakta atau hanya sekadar fiksi.
Tetapi, tidak semua seluk-beluk tentang Mesir kuno telah diketahui seluruhnya. Banyak sekali yang masih menjadi misteri bagi kita semua. Bahkan, ada beberapa hal sederhana yang selama ini, kita anggap sudah tahu, ternyata salah dikira oleh khalayak.
Mereka Tidak Naik Unta
Unta senantiasa digambarkan dan diceritakan sebagai kendaraan yang sering digunakan pada masa Mesir kuno. Namun hal ini kurang tepat, karena unta sebenarnya bukanlah kendaraan utama.
Bahkan sampai dinasti Mesir kuno berakhir, orang-orang Mesir terdahulu lebih sering menggunakan keledai dan perahu sebagai alat transportasi mereka.
Sungai Nil menjadi salah satu jalan yang sering dilalui oleh perahu. Sementara pinggiran sungai ini juga sangat nyaman dilalui oleh keledai, karena berdekatan dengan pemukiman, tambang, dan situs bangunan.
Hukum yang Sama Bagi Perempuan dan Laki-laki
Pada zaman Mesir Kuno, pria dan wanita memiliki status sosial yang setara. Keduanya setara juga di mata hukum. Ini berarti wanita dapat memiliki, menghasilkan, membeli, menjual, dan mewarisi properti.
Jika bercerai atau menjanda, mereka bisa membesarkan anak-anaknya sendiri. Bahkan para wanita juga bisa mewakili para suami yang tak bisa hadir untuk mengurusi bisnis mereka.
Meski begitu, dalam pernikahan, mereka punya peran berbeda. Istri dalam pernikahan punya peran internal untuk membesarkan anak-anak dan menjalankan urusan di rumah. Sedangkan suaminya punya peran eksternal (di luar rumah) sebagai pencari nafkah.
Menulis Hieroglif Jarang Dilakukan
Tulisan hieroglif merupakan salah satu tulisan paling indah untuk dilihat. Tulisan ini biasanya terdiri dari ratusan gambar rumit dan memakan banyak waktu untuk membuatnya. Oleh sebab tingkat kesulitannya, juru tulis hanya membuat hieroglif pada saat benar-benar sangat penting.
Saat menjalankan bisnis sehari-hari, biasanya para juru tulis lebih sering menggunakan hieratic, yang merupakan tulisan hieroglif yang disederhanakan serta disingkat. Menjelang akhir periode dinasti Mesir Kuno, juru tulis pun lebih sering menggunakan demotic, yang merupakan versi hieratic yang lebih disederhanakan.
Perlu diketahui bahwa hanya sedikit juga orang Mesir kuno yang mampu membaca hieroglif, hieratic, ataupun demotic. Hal ini karena hanya 10 persen populasi pada masa itu yang melek huruf.
Great Pyramid Dibangun Tanpa Perbudakan
Sejarawan klasik Herodotus percaya bahwa The Great Pyramid dibangun oleh 100.000 budak. Klaim ini sampai diangkat oleh para sineas film, sehingga semakin populer bahkan sampai hari ini.
Sayang, pada kenyataannya, klaim itu terbukti tidak benar (atau terlalu dilebih-lebihkan). Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Piramida Agung dibangun oleh 5.000 tenaga kerja tetap; dan 10.000 pekerja paruh waktu.
Para pekerja itu pun tidak berstatus budak. Sistem kerja mereka di bagi ke dalam beberapa shift, dengan kontrak selama beberapa bulan.
Para pekerja biasanya ditempatkan di kamp sementara, dekat lokasi pembangunan. Mereka dibayar dalam bentuk makanan, minuman, perawatan medis. Bagi yang meninggal juga akan dimakamkan di pemakaman terdekat dengan lokasi kerja.
Mungkin Saja Cleopatra Tidak Cantik
Cleopatra VII, Ratu terakhir Mesir Kuno, memang sukses mendapatkan hati Julius Caesar dan Mark Antony. Mereka merupakan dua orang Romawi paling penting dan berpengaruh. Banyak yang menduga bahwa kelihaian Cleopatra dalam memikat lelaki tentu karena punya kecantikan yang luar biasa.
Namun, hal tersebut bisa saja salah. Parasnya mungkin biasa saja. Meski digambarkan sebagai wanita cantik serta menarik, menurut sejarawan klasik Plutarch, daya tarik terbesar dari Cleopatra adalah karena sikapnya serta suaranya yang indah.
0 komentar:
Posting Komentar