Powered By Blogger

Kamis, 31 Desember 2020

Mula Kemunculan Sihir dan 3 Hal yang Jarang Orang Tahu tentang Yunani Kuno


Peradaban Yunani memang tak ada habis-habisnya jika ditelisik lebih dalam. Mulai dari sejarah, ekonomi, hingga sains, semuanya tak bisa lebas dari perkembangan peradaban Yunani kuno yang begitu pesat.  

Paul Chrystal, misalnya, penulis The Ancient Greeks in 100 Facts, pun mengakui bahwa Yunani memiliki segala catatan panjang nan penting mengenai peradaban manusia. Para pemikir dan filsuf ternama juga hidup di sana; dan mereka menghasilkan berbagai karya fenomenal yang masih dapat diandalkan sebagai referensi hingga kini. 

Bagaimanapun, tidak segalanya jernih dan diketahui secara gamblang, ada juga beberapa hal yang sebetulnya misterius di Yunani kuno. Sebagai pengkhususan, Paul kemudian merangkum empat hal yang unik itu, yang paling jarang diketahui oleh publik mengenai Yunani kuno. 

Sejarah penyair Homer yang simpang siur


Kualitas karya penyair Homer tak perlu dipertanyakan lagi,  dengan Iliad dan Odyssey ialah karyanya yang paling dikenal. Seakan tak terikat waktu, meski sudah ditulis pada lebih dari 2000 tahun lalu, karyanya kerap dicatat sebagai rujukan oleh banyak media kontemporer juga catatan ilmiah. 

Meski demikian, bukan berarti tidak ada yang bermasalah dari Homer. Banyak juga yang mempertanyakan eksistensinya. Apakah Homer benar-benar ada? 

Walaupun karya-karyanya sebetulnya sudah bisa dijadikan sebagai bukti eksistensinya, hingga kini ihwal kehidupan Homer masih menjadi topik kontroversial. Pertanyaan lainnya pun muncul, apakah semua karya yang diklaim telah ditulis oleh Homer memang benar karyanya? 

Karena menurut Chrystal, jika memang ada, meski penyair Homer kemungkinan hidup pada abad ke-8 SM, jika hanya melihat umur karya yang masih bertahan hingga saat ini, itu semua belumlah cukup untuk memastikan bahwa Homer ialah penulis atau penyair tunggal pada masanya. Langkah identifikasi perlu dilakukan, sebab mungkin saja ada penulis atau penyair lainnya yang tidak diketahui. 

Awal mula cerita sihir


Walau ilmu pengetahun berkembang pesat di Yunani kuno, orang-orang di sana juga masih gemar terhadap hal-hal mistis. Cerita sihir pertama pun diklaim bermula dari sana. 

Melalui naskah Odyssey, karya penyair Homer, terdapat puisi epik yang menuturkan tentang seorang pahlawan bernama Odisseus. Pahwalan ini diceritakan berkunjung menemui penyihir Circe yang bertongkat.  

Kemudian, walau tidak dijelaskan secara runut, di bagian akhir cerita, penyihir Circe membuat ramuan khusus untuk pasukan Odisseus. Seketika setelah diminum, ramuan ini langsung mengubah mereka menjadi kumpulan babi.  

Wanita dianggap “laki-laki yang cacat”


Kurang lebih ada sekitar 60 naskah yang ditulis oleh 20 ahli medis Yunani kuno, termasuk Hipokrates, yang mengulas ginekologi. Ini adalah ilmu kedokteran yang berkenaan dengan fungsi alat tubuh dan penyakit khusus pada perempuan. 

Terhadap hal tersebut, Hipokrates dan rekan-rekannya percaya bahwa tubuh perempuan terdiri dari daging yang lembut dan lebih keropos dari lelaki. Pada dasarnya mereka pun yakin bahwa perempuan lemah di segala bagian tubuhnya ketimbang pria. 

Namun, pada masa filsuf Aristoteles, keyakinan itu semakin menjadi-jadi. Klaim bahwa pria jauh lebih kuat ketimbang wanita telah menjadi doktrin mutlak. Ini didasari bahwa wanita tidak mampu untuk menghasilkan panas atau kehangatan lebih.  

Karena itu, Aristoteles pun menyimpulkan bahwa perkara tersebut terjadi akibat wanita memiliki "masa melemahkan” atau kini akrab disebut sebagai "menstruasi". Lalu ia juga kerap menyebut “wanita itu tak lengkap” atau “laki-laki yang cacat”. 

Telat menggunakan gajah sebagai senjata perang 


Perang Pyrrhic (280-275 SM) menjadi titik awal mengenai kapan senjata mematikan mulai digunakan manusia dan menyebar ke berbagai negeri. Bukan senjata perisai atau seni pedang, melainkan senjata ampuh pembunuh masal pertama yang efektif pada masa Yunani kuno ialah gajah tempur. 

Ilmuan percaya bahwa sebetulnya penggunaan gajah sebagai alat tempur perang yang efektif pertama kali digunakan di India, melalui epos Mahabarata yang ditulis dalam bahasa sansekerta. Namun, di belahan dunia lain seperti di peradaban Yunani, gajah bisa dibilang hal baru dan butuh waktu dalam penyebaran dan penggunaannya. 

Penyebaran ke wilayah barat ini diduga bermula dari Persia. Pada masa lebih lampau, saat Alexander Agung masih hidup (sekitar pada 331 SM), Persia menurunkan 15 gajah melawan Porus —nama tempat di wilayah Punjabi, Pakistan. Lalu bertambah menjadi 100 gajah ketika mulai bertempur di Sungai Hydaspes.

0 komentar:

Posting Komentar

Related image