Beberapa waktu lalu, dalam sebuah acara di Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul tentang penyebaran virus corona baru (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19 melalui airborne atau udara. Walaupun belum dapat dipastikan secara valid, namun kemungkinan penyebaran ini tetap dapat terjadi jika keadaan lingkungan mendukung terhadap perkembangan virus tersebut. Salah satunya adalah kualitas udara yang buruk akibat sirkulasi udara yang tidak baik.
PT Sharp Electronics Indonesia melalui kegiatan webinar-nya (22/9), mengumumkan temuan baru terhadap kemampuan teknologi Plasmacluster yang telah lolos uji dalam menurunkan risiko penularan Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) melalui udara, dan ini pertama di dunia. Shinji Teraoka selaku Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia mengungkapkan bahwa ini sebagai bentuk kontribusi yang dapat dilakukan oleh Sharp dalam membantu menjaga kesehatan konsumen setianya di seluruh dunia.
1. Untuk pertama kalinya di dunia, Sharp melakukan penelitian SARS-CoV-2
Sharp Corporation bersama dengan Prof. Jiro Yasuda (Pusat Penelitian Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Universitas Nagasaki), Prof. Asuka Nanbo (anggota Dewan Perkumpulan Virologi Jepang) Universitas Nagasaki, dan Prof. Hironori Yoshiyama (Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane), untuk pertama kalinya di dunia melakukan penelitian virus Corona baru (SARS-CoV-2) melalui perangkat uji virus yang dilengkapi dengan teknologi Plasmacluster dari Sharp.
Perlu diingat bahwa, teknologi Plasmacluster dari Sharp ini telah terbukti efektif dalam mencegah virus dan kuman yang mampu mengotori udara, sehingga mampu menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat untuk makhluk hidup. (3) Keamanan Ion Plasmacluster pun sudah diuji coba dan memenuhi standar GLP (4), dan memastikan ini gak memiliki efek menempel pada kulit, mata, gen, tubuh dan organ, ibu dan janin, dan reproduksi. Sudah pasti aman di lingkungan.
Bicara soal virus Corona baru, setidaknya hingga bulan Agustus 2020 kemarin, tercatat sudah lebih dari 25 juta orang sudah terinfeksi SARS-CoV- 2 dan lebih dari 840.000 orang di dunia meninggal karena penyakit menular ini sejak Desember 2019 lalu (5).
2. Sharp sudah lebih dulu buktikan keefektifan teknologi Plasmacluster
Sejak tahun 2000, Sharp telah mempromosikan ‘Pemasaran Akademik’ (8) guna membuktikan keefektifan teknologi Plasmacluster dengan bekerja sama dengan 30 lembaga penelitian independen pihak ketiga di 8 negara dunia. Pada tahun 2004, Sharp sudah membuktikan keefektifan dari teknologi Plasmacluster terhadap virus corona yang menyebar melalui kucing, anggota keluarga Coronaviridae (6).
Di tahun berikutnya, Sharp kembali membuktikan keefektifannya terhadap virus asli SARS Coronavirus (7) (SARS-CoV), yang menyebabkan wabah (2002-2003) dan secara genetik mirip dengan Novel Coronavirus (SARS-CoV-2). Berakhir di tahun 2020 ini, Sharp telah memastikan bahwa Ion Plasmacluster yang dimilikinya juga efektif melawan "virus corona baru" (SARS-CoV-2) yang mengambang di udara.
3. Keamanan Ion Plasmacluster terbukti secara klinis
Sejauh ini, banyak lembaga penelitian independen yang bekerjasama dengan Sharp telah membuktikan secara klinis kemampuan Plasmacluster dalam menekan aktivitas zat berbahaya termasuk virus influenza pandemik baru, bakteri yang resistan terhadap obat, dan alergen tungau, serta mengurangi tingkat peradangan bronkial (9) pada anak-anak penderita asma. Pada saat yang sama, keamanan Ion Plasmacluster juga telah dikonfirmasi (10) oleh lembaga penelitian terhadap tubuh manusia.
Hiromasa Okajima selaku SAS Global Plasmacluster Equipment Product Planning Division General Manager, mengungkapkan bahwa ke depannya, Sharp akan terus berkontribusi kepada kesehatan masyarakat dengan melakukan berbagai penelitian dengan memverifikasi berbagai aplikasi teknologi Plasmacluster guna menunjukkan keefektifan Ion Plasmacluster bagi kesehatan masyarakat dunia.
4. Teknologi Plasmacluster dapat menonaktifkan virus corona baru
Prof. Jiro Yasuda selaku kepala dalam penelitian ini bahkan menyatakan bahwa penggunaan disinfektan seperti alkohol dan deterjen (surfaktan) sangat efektif untuk penanggulangan virus yang melekat (adhesive), tapi belum ada penanggulangan efektif untuk mengurangi risiko infeksi yang dimediasi oleh aerosol (microdroplet) selain memakai masker.
Meski demikian, penelitian ini dapat dipastikan jika teknologi Plasmacluster terbukti dapat menonaktifkan virus corona baru yang tersuspensi di udara. Jadi hal ini diharapkan dapat menurunkan risiko terinfeksi virus tidak hanya di rumah, perkantoran, kendaraan, tetapi juga di ruang fisik seperti institusi medis. Untuk informasinya, simak video berikut dan silahkan cek fitur produknya di sini.
Bagaimana pendapatmu tentang penemuan teknologi Plasmacluster ini guys? (CSC)
1. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2): Jenis virus corona yang menyebabkan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19)
2. Dalam teknologi pemurnian udara emisi ion (mulai 7 September 2020; berdasarkan penelitian Sharp)
3. https://id.sharp/aiot-air-purifier
4. GLP (Good Laboratory Practice) memiliki standar tinggi untuk beberapa hal seperti manajemen tempat uji coba dan prosedur dalam menjalani tes operasi, untuk memastikan keterpercayaan zat kimia aman saat diuji.
5. Berdasarkan data dari Johns Hopkins University (per 31 Agustus 2020)
6. Diumumkan pada 27 Juli 2004
7. Coronavirus terkait sindrom pernafasan akut yang parah: Spesies dan virusnya - pernyataan dari Kelompok Studi Coronavirus. bioRxiv doi 10.1101 / 2020.02.07.937862 (11 Februari 2020)
8. Metode pemasaran untuk mempromosikan komersialisasi produk berdasarkan verifikasi data ilmiah tentang keefektifan teknologi bekerja sama dengan lembaga penelitian akademis terkemuka
9. Diumumkan pada 18 September 2014
10. Pengujian dilakukan oleh LSI Medience Corporation (toksisitas inhalasi, iritasi mata/kulit/korosi, dan uji teratogenisitas, ditambah studi toksisitas reproduksi dua generasi)
0 komentar:
Posting Komentar